Kapolres Jakarta Utara, Kombes Daniel Bolly Tifaona menjelaskan, keributan dua kelompok remaja dan pemuda ini terjadi pada hari Selasa (5/7). Keributan mulanya dipicu karena kesalahpahaman.
"Sebetulnya anak-anak tanggung kumpul, bawa sajam (senjata tajam) masalahnya. Ada keributan mulut dan akhirnya perang (berkelahi) satu lawan satu," kata Kombes Bolly saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (7/7/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai kejadian, polisi memfasilitasi pertemuan antara tokoh Luar Batang dengan tokoh Muara Karang guna mencegah terulangnya keributan. Kedua pihak menurut Bolly sepakat untuk tetap menjaga ketertiban dan keamanan di wilayahnya.
"Tadi malam sudah kumpul tokoh Luar Batang dan Muara Karang, pada intinya tidak akan ada serang-serangan lagi," sambung dia.
Polisi mengimbau pelaku pembacokan terhadap I segera menyerahkan diri. Bolly menegaskan pihaknya sudah mengantongi identitas dan alamat rumah pelaku.
"Kita minta tokoh dari Muara Karang menyerahkan tersangka atau polisi yang caria. Kalau polisi yang cari, semoga pada saat ditangkap tidak melawan. Kalau melawan jelas SOP-nya. Saran saya menyerahkan diri karena rumah (pelaku) sudah diketahui, tempat kerja sudah diketahui," imbuh Bolly.
Dia memastikan hanya ada 1 korban tewas akibat perkelahian. Broadcast yang beredar mengenai adanya korban luka dengan kondisi telinga terputus ditegaskan Bolly merupakan kabar bohong.
"Broadcast itu salah, nggak ada telinga putus. Yang ada 1 orang meninggal karena luka di punggung dan dada," ujarnya.
(fdn/fjp)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 