Berlebaran Bareng TKI di Malaysia, Kepala BNP2TKI Isi Kotbah di KBRI

Laporan dari Malaysia

Berlebaran Bareng TKI di Malaysia, Kepala BNP2TKI Isi Kotbah di KBRI

Ahmad Masaul Khoiri - detikNews
Rabu, 06 Jul 2016 09:44 WIB
Foto: Ahmad Masaul Khoiri
Kuala Lumpur, - Kepala BNP2TKI Nusron Wahid menghabiskan masa lebaran tahun ini bersama TKI di Malaysia. Nusron yang mengisi kotbah berpesan bahwa jihad masa kini yaitu perang melawan korupsi.

"Perintah spiritual dalam puasa adalah menahan hawa nafsu. Jihad paling akbar juga perang melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yg paling nyata di depan mata dan menjadi realitas publik adalah korupsi, manipulasi, kesewenang-wenangan dan penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok," tegas Nusron yang juga Ketua PBNU itu dalam kutbahnya di Jalan Tun Razak, Kuala Lumpur Rabu (6/7/2016).

Pada kesempatan ini, hadir pula Dubes RI untuk Malaysia Herman Prayitno dan para staf. Sholat Idul Fitri di KBRI Kuala Lumpur dihadiri sekitar 2000 TKI dan WNI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nusron menyatakan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan yang bathil menurut Imam Ghozali merupakan manivestasi dan implementasi sifat bahimah (kehewanan), syabu'iyyah (kebuasaan) dan syaitoniyyah (kesetanan).

"Koruptor itu sifatnya dengan hewan, makan sebanyak-banyaknya untuk bersenang-senang, memangsa hak orang lain dan dilakukan penuh dengan rekayasa dan tipu daya yang sering dilakukan syetan," tegas dia.

Ketiga sifat yang menjerumuskan ini, kata Nusron hanya bisa dilawan dengan puasa Ramadan. Hal itu menjadi peruwujudan dari sifat kebaikan yang harus dioptimalkan dalam diri manusia.

"Kalau puasa Ramadannya sukses, berarti mampu membunuh hawa nafsu dan korupsi akan sirna digembleng melalui amaliah sholeh di bulan Ramadhan," sambung Nusron.

Puasa Ramadan dikatakannya masih penuh simbolik dan masih sekedar ibadah formalitas, tanpa proses perenungan. Buka puasa, tarawih dan amalan malam hari marak digalakkan kantor-kantor pemerintahan dan rumah-rumah pejabat saat bulan Ramadan.

"Itu merupakan hal baik. Sayangnya korupsi dan penyalahgunaan juga masih marak dan lancar dilaksanakan. Seakan puasa dan ibadah Ramadan adalah one thing, sementara korupsi adalah another things. Ini yang harus diubah oleh bangsa Indonesia pasca Ramadan tahun ini," kata Nusron.

Nusron mengajak agar setelah bulan Ramadan ini dijadikan momentum amnesty (pengampunan) atas dosa dan perilaku sosial manusia Indonesia, agar kembali fitri, suci, merdeka, dan tanpa dosa. Seperti ketika bangsa ini baru lahir dan merdeka.

Setelah Shalat Id, para jamaah mengambil makanan setelah sebelumnya saat masuk KBRI dibagikan kupon satu persatu. Lalu Kepala BNP2TKI dan Dubes melakukan jamuan bersama. (fjp/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads