Pantauan detikcom, Rabu (6/7/2016), warga dari sekitar Kuala Lumpur mulai berkerumun mengantre masuk ke halaman KBRI sekitar pukul 06.00 pagi. Hadir Dubes Indonesia Herman Prayitno selaku tuan rumah dan Kepala BNP2TKI Nusron wahid selaku khatib.
Satu per satu jamaah tersebut diperiksa dengan menggunakan metal detector. Pemeriksaan ketat ini dilakukan mengantisipasi teror.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 4 tempat yang kami amankan yaitu, KBRI, wisma Dubes, wisma Wakil Dubes, dan sekolah Indonesia. Semenjak kejadian bom di Pucong kita lebih perketat lagi. Kita menambah kekuatan, yang biasanya hanya 3 orang berjaga di KBRI kita tambah lagi 2 orang," ujar Rolly.
"Khusus lebaran menjadi 9 orang. Kita cek dengan metal detector," sambung dia.
![]() |
Ada sekitar 2.000 jamaah yang mengikuti salat Id. Salah satunya adalah Hermawan (46) pekerja konstruksi asal Lamongan, Jawa Timur. Ia mengaku sudah dua kali mengikuti lebaran di KBRI.
"Saya tinggal di Kampung Pandan, Kuala Lumpur. Kalau kerjanya di Subang di bagian konstruksi bangunan dan sudah selama 12 tahun disini. Jadi ya memang selalu di sini kalau tidak pulang, sudah dua tahun ini," ujar Hermawan.
Berbeda bagi Uli (30), TKW asal Purworejo. Dia sudah 2 kali berlebaran di Negeri Jiran.
"Sudah jalan 2 tahun di sini. Kalau di KBRI ini kita diacak dipilih salat dimana. Tinggal di sini di Pucong, Selangor dan kerjanya di Sinetsu, Selangor juga," kata Uli.
(fdn/fdn)












































