Salah satu pedagang ketupat yaitu Haji Harun. Dia sudah melayani permintaan ketupat sejak tahun 1972.
"Saya sudah jualan ketupat di sini dari tahun 1972. Dari jaman di pasar ini masih banyak pohon," kata Haji Harun di Pasar Jatinegara, Jl. Matraman Raya, Jakarta Timur, Senin (4/7/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dapat janur dari Kulon, Banten. Sekali ambil satu mobil pick-up. Satu mobil isinya 200 koli," kata Bejo.
Pedagang ketupat di Jatinegara (Foto: Jabbar/detikcom) |
Satu koli adalah sebutan untuk satu ikat besar janur daun kelapa. Penjual atau pembuat ketupat kerap menyebut satu koli juga dengan sebutan satu gabung.
"Dari satu koli biasanya jadi 60 ketupat besar. Itu setelah kita sortir daun yang bagus. Nanti sisanya yang kecil juga masih bisa dijadiin ketupat ketan," kata Haji Harun.
Tangan para pedagang ini tidak berhenti menganyam janur untuk ketupat. Harun sudah berjualan dari pagi, tak sampai tengah hari ketupat yang dibuatnya sudah habis. Tapi ia masih membuat dari sisa janur yang ada.
"Dibanding kemarin-kemarin, hari ini yang paling rame orang cari ketupat," kata Haji Harun.
Di lokasi yang sama ada Bani yang sedang membuat ketupat bersama istrinya. Bani mengaku saat ini sedang ramai pesanan, ia "ngebut" bikin ketupat.
"Saya hari ini lagi banyak pesanan. Nanti sore sudah diminta orang yang pesan nih," tutur Bani.
Sementara di sebelah toko Bani ada Andri yang sedang melayani pembeli. Hari ini sudah 2.000 lebih ketupat yang dijual oleh Andri. Di tokonya masih ada 3 orang lain yang masih menganyam.
"Hari ini paling rame yang beli ketupat. Padahal kemarin saya udah ambil 300 koli janurnya dari Serang. Ini sudah mau abis. Paling besok buka setengah hari aja," tutur Andri sembari menganyam Janur.
Umumnya, ketupat dijual satu ikat dengan isi 10 buah. Harga seikatnya bervariasi dari Rp 7.000 hingga Rp 11.000. Hingga siang ini, penjual masih menganyam janur dengan terampilnya. Calon pembeli datang menawar dan mencari ketupat terbaik.
Ada juga yang datang meminta tulang janur untuk kebutuhan sate atau untuk sapu lidi. Sang penjual tidak ambil tarif untuk lidi tersebut.
ketupat di Jatinegara (Foto: Jabbar/detikcom) |
Pelanggan Setia Ketupat
Kemudian datang seorang pembeli bernama Sulina. Ia adalah pelanggan setia Haji Harun. Hari ini Sulina sudah membeli ketupat sebanyak 750, namun dirasa kurang.
"Tiap hari langganan sama Pak Haji. Karena punya katering. Biasanya sehari cuma ambil 200. Kalau sekarang aja udah ambil 750. Ini masih kurang," ujar Sulina.
Sulina yang berdomisili di Tendean mengaku selalu membeli ketupat di Pasar Jatinegara. Ia kesulitan mencari di tempat lain.
"Kalau lebaran paling banyak ketupat di sini emang. Di Pasar Minggu susah," ucapnya. (imk/imk)












































Pedagang ketupat di Jatinegara (Foto: Jabbar/detikcom)
ketupat di Jatinegara (Foto: Jabbar/detikcom)