Dari sekitar sepuluh ribu jiwa, di Pulau Gili Ketapang, hampir 70 persen warganya meninggalkan pulau yang berjarak 5 mil dari pelabuhan setempat.
Satu-persatu kapal datang silih berganti membawa warga yang ingin hendak berbelanja atau jalan-jalan di pusat kota. Satu kapal bisa memuat sekitar 70 penumpang.
![]() |
Meski sedang berpuasa dan harus menempuh hampir satu jam perjalanan laut, para warga tetap melakoni tradisi leluhur mereka, untuk memeriahkan lebaran nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Arofah dan Intan Permata Sari, tradisi 'toron petolekoran' atau tradisi meninggalkan Pulau Gili, selama sehari penuh, yang warga lakukan di pusat kota kebanyakan berbelanja kebutuhan lebaran atau sekedar jalan-jalan.
![]() |
"Satu hari penuh meninggalkan Pulau Gili, khusus berbelanja di pusat Kota Probolinggo, untuk lebaran nanti," kata Arofah, Sabtu (2/7/2016).
Intan Permata Sari, juga mengaku kalau dirinya memang setiap tahunnya merayakan lebaran dengan tradisi 'petolekoran' meninggalkan Pulau Gili, seharian.
Kontan, sejumlah pusat perbelanjaan, ramai dipenuhi warga yang ingin berbelanja pakaian atau mukenah, yang nantinya dipakai untuk sholat idul fitri.
![]() |
Tradisi ke kota setiap tanggal 27 Ramadhan ini, telah menjadi tradisi belanja tahunan yang dilakukan warga Pulau Gili Ketapang, secara turun temurun berpuluh-puluh tahun lamanya. (dra/dra)