Pengakuan Bidan yang Diduga Distributor Vaksin Palsu kepada Menkes Nila

Pengakuan Bidan yang Diduga Distributor Vaksin Palsu kepada Menkes Nila

Ahmad Ziaul Fitrahudin - detikNews
Kamis, 30 Jun 2016 16:47 WIB
Foto: Idham Kholid/detikcom
Jakarta - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menggali sejumlah informasi di Klinik Bidan Monagu Elly Novita di Jalan Centex Raya, RT 05/11, Ciracas, Jakarta Timur. Selain dari orang tua balita, Menkes menggali informasi dari bidan dan asisten bidan di klinik tersebut.

Kepada bidan dan asisten bidan, Menkes Nila menanyakan alasan mereka menawarkan vaksin selain yang disediakan oleh Puskesmas. Dari bidan itu didapat jawaban bahwa klinik tersebut tak sepenuhnya memberikan vaksin palsu kepada balita. Saat orangtua balita meminta vaksin, maka akan ditawarkan dua alternatif: pilih vaksin yang menimbulkan demam atau tidak.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya menanyakan ke bidan di sini, kenapa menawarkan vaksin padahal di puskesmas menyediakan vaksin gratis yang berasal dari Bio Farma. Mereka (klinik) mengambil sebagian. Mereka tetap menawarkan vaksin mereka kepada para orang tua, tidak mau demam atau mau demam? Ini yang kami dapatkan dari para orangtua," kata Menkes Nila kepada wartawan di Klinik Bidan Monagu Elly Novita di Jalan Centex Raya, RT 05/11, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (30/6/2016).

Menurut Menkes Nila, bidan di klinik tersebut tidak tahu bahwa vaksin yang mereka tawarkan palsu. Klinik Bidan Elly di antaranya melayani vaksin hepatitis A, hepatitis B, DPT dan Polio. Harga vaksin di sini berkisar Rp 100 sampai Rp 300 ribu. "Lebih mahal Rp 300 ribuan. Sedangkan dari pemerintah gratis," kata dia.

Meski lebih mahal, beberapa orangtua balita tetap memilih memberikan vaksin untuk anaknya di Klinik Bidan Elly.
"Kami mau yang terbaik. Klinik ini bagus dan biasa memberi rujukan ke rumah sakit," kata seorang ibu saat ditanya alasan mereka oleh Menkes Nila.

(erd/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads