Masjid Kayu Tua Tunu, Wisata Religi di Tengah Hutan yang Tenang

Masjid Kayu Tua Tunu, Wisata Religi di Tengah Hutan yang Tenang

Nur Khafifah - detikNews
Kamis, 30 Jun 2016 15:52 WIB
Masjid Kayu Tua Tunu, Pangkalpinang, Bangka Belitung (Foto: Nur Khafifah/detikcom)
Pangkalpinang - Siapa sangka di tengah hutan dan perkebunan luas ada masjid kayu unik yang bersih dan nyaman. Masjid 'terpencil' ini bernama Masjid Kayu Tua Tunu. Disebut Masjid Kayu karena seluruh bangunan masjid terbuat dari kayu. Sementara Tua Tunu merupakan nama kelurahan tempat masjid tersebut berada yang merupakan bagian dari Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung.

Masjid Kayu Tua Tunu tak terlalu jauh dari pusat Kota Pangkalpinang, jaraknya hanya sekitar 7 km. Kemudian dari jalan raya, tepatnya dari Masjid Raya Tua Tunu masih harus menempuh jarak sekitar 4 km lagi dengan jalanan berupa tanah kuning yang bergelombang dan sebagian becek.

Foto: Nur Khafifah/detikcom

Sepanjang jalan terasa sangat sepi. Tak ada rumah penduduk, hanya perkebunan warga seperti nanas dan lada serta pohon-pohon kayu yang tinggi menjulang. Gemericik air sungai menambah suasana semakin teduh dan menenangkan. Meski tak ada warga, jangan khawatir tersesat. Sebab ada papan petunjuk yang mengarahkan ke lokasi Masjid Kayu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah sekitar 20 menit melintasi jalanan yang sunyi, akhirnya tampak replika ka'bah berdiri tegak di tengah hutan. Di belakangnya ada masjid yang seluruh bangunannya kayu berwarna cokelat. Inilah Masjid Kayu Tua Tunu yang merupakan replika dari masjid jamik tempo dulu.

Foto: Nur Khafifah/detikcom

Hari ini Masjid Kayu Tua Tunu sangat sepi. Tak ada seorang pun di sekitar masjid. Setelah memarkir kendaraan, detikcom kemudian berkeliling di sekitar masjid. Tepat di belakang masjid ada saung berbentuk prisma dengan tulisan Arab berlafalkan 'Allah'. Di sekelilingnya terdapat banyak ayunan dari kayu dan ban yang dicat warna-warni. Ada juga rumah pohon dan arena yang tampaknya kerap digunakan sebagai lokasi outbond.

Bergeser ke belakang, banyak terlihat rumah-rumah kayu berwarna cokelat dengan fungsi bermacam-macam. Ada yang bertuliskan balai, galeri, rumah dapuk (dapur) dan asrama santri. Di tengah kawasan Masjid Kayu ada air sungai kecil yang mengalir jernih. Terlihat beberapa perahu kecil diparkir di pinggir sungai. Suasana masjid ini sungguh nyaman dengan penataan taman yang apik dan menyejukkan. Di beberapa lokasi banyak terdapat tulisan-tulisan Arab berlafalkan masya Allah, subhanallah dan berbagai hadis.

Foto: Nur Khafifah/detikcom

Setelah menelusuri hingga ujung masjid, akhirnya detikcom bertemu dengan 2 sosok pria yang tengah sibuk menata rumah kayu. Rupanya mereka sedang bekerja melanjutkan pembangunan di kompleks Masjid Kayu tersebut.

"Petugas pengelolanya baru izin pulang, malam nanti ada lagi yang kemari," ujar pria bernama Adan di Masjid Kayu Tua Tunu,Pangkalpinang, Bangka Belitung, minggu ini.

Sambil menata genteng, sambil setengah berteriak, Adan menceritakan kondisi Masjid Kayu milik majikannya bernama Haji Heri tersebut. Menurutnya, masjid ini dibangun sejak 3 tahun yang lalu di atas tanah seluas 4 hektar. Sebelumnya seluruh material bangunan di kawasan ini berupa kayu. Namun setelah 2 tahun, banyak arena yang rusak seperti jembatan kayu dan berbagai permainan outbond.

"Akhirnya jembatan diganti dengan semen. Tepi-tepi taman diganti semen. Tapi masjid dan rumah-rumahnya masih tetap kayu semua," kata pria asal Pangkalpinang ini.

Foto: Nur Khafifah/detikcom

Menurut Adan, di akhir pekan, masjid ini selalu ramai dikunjungi warga. Bahkan rumah-rumah kayu di sisi belakang masjid sering disewa sebagai lokasi pertemuan dan acara-acara kantor lainnya.

"Biasanya galeri dibuka juga untuk umum. Ada banyak barang antik di sana, yang mencerminkan kondisi masyarakat Bangka zaman dahulu. Haji Heri memang penyuka hal-hal antik," terangnya.

Sementara untuk replika ka'bah, menurut Adan, lokasi ini memang kerap dijadikan sebagai arena manasik haji. Sebab majikan Adan memiliki biro jasa travel dan umroh.

"Kalau mau manasik sendiri juga boleh. Semuanya gratis di sini," ujarnya sambil terkekeh.

Foto: Nur Khafifah/detikcom

Masjid kayu tak pernah dikunci. Setiap pengunjung diperbolehkan salat, berzikir, membaca Alquran dan melaksanakan ibadah lainnya di masjid tersebut. Sangat cocok untuk menghabiskan sisa Ramadan di masjid yang jauh dari hiruk pikuk kota ini. Suasananya nyaman, tenang dan menyejukkan. (kff/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads