Pantai yang berjarak sekitar 10 km dari pusat kota Pangkalpinang ini dikelilingi perbukitan yang masih hijau asri. Di perbukitan tersebut ada tiga tempat ibadah yang berdampingan, yakni kelenteng, pura, dan vihara.
![]() |
Ketiga tempat ibadah ini posisinya menghadap langsung ke laut. Sehingga selain dapat beribadah dengan tenang dan nyaman, para umat Konghucu, Budha serta Hindu juga dapat menikmati keindahan pantai Tanjung Bunga yang indah dan sunyi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam kelenteng tampak beberapa orang tengah khusyuk memanjatkan doa. Selesai beribadah, mereka kemudian duduk-duduk di halaman kelenteng sambil menikmati keindahan pantai Pasir Padi. Dari kelenteng juga dapat terlihat kapal-kapal dari Pelabuhan Tanjung Balam yang hilir mudik di tengah laut.
![]() |
"Bisa sekalian meditasi juga di sini. Tempatnya tenang, nyaman dan bagus pemandangannya," ujar salah seorang warga yang baru saja menyelesaikan sembahyangnya, Hendra (42) di Kelenteng Shen Mu Miauw, kompleks Pantai Tanjung Bunga, Pangkalpinang, Kamis (30/6/2016).
Hendra yang membawa kedua anaknya kemudian berfoto di depan patung-patung binatang seperti monyet, ayam, domba dan sebagainya. Patung binatang tersebut merupakan lambang shio.
Sekitar 50 meter di sisi selatan Kelenteng Shen Mu Miaw terdapat Pura Jagadnatha Surya Kencana. Pura yang dikelola oleh Yayasan Bhakti Kerti Hindu Dharma ini merupakan pura terbesar di Pangkalpinang dengan pemandangan paling indah.
Pura ini sedang dalam tahap penambahan bangunan. Namun area utamanya tetap dapat digunakan untuk beribadah.
Tak jauh dari Pura Jagadnatha saat ini sedang dibangun vihara. Secara fisik, bentuk bangunan sudah setengah jadi.
Menurut Kadisbudpar Pemkot Pangkalpinang Akhmad Elvian, di kawasan Pantai Tanjung Bunga akan dibangun 5 tempat ibadah sesuai agama yang ada di Indonesia. Kawasan ini akan mencerminkan kerukunan umat beragama di kawasan Pangkalpinang.
"Dalam waktu dekat akan dibangun masjid dan gereja. Jadi nanti di sana akan terlihat bahwa kerukunan umat beragama di Pangkalpinang masih terjaga," ucap Elvian.
![]() |
Elvian menjelaskan, masyarakat Pangkalpinang mayoritas beretnis Tionghoa dan Melayu. Selama ini toleransi antar kedua etnis ini sangat terjaga, baik dalam hal budaya maupun agama.
"Kedua etnis ini masih sama-sama punya budaya yang kuat. Mereka saling menghargai," tuturnya.
Sayangnya saat ini jalan menuju Pantai Tanjung Bunga masih rusak. Medannya agak menanjak dan hanya berupa tanah yang bergelombang dan becek saat musim hujan. Mobil-mobil pendek seperti sedan tak mampu melintas di jalanan ini. Mereka harus memarkirkannya di ujung Pantai Pasir Padi kemudian berjalan kaki ke Pantai Tanjung Bunga. Panjang jalanan yang rusak ini hanya sekitar 50 meter.
![]() |