Menengok Gazi Husrev Bey Medrasaah, Sekolah Bersejarah di Bosnia

Menengok Gazi Husrev Bey Medrasaah, Sekolah Bersejarah di Bosnia

Hanidah Zaki - detikNews
Rabu, 29 Jun 2016 14:16 WIB
Foto: Tim Jazirah Islam/ Trans7
Herzegovina - Bosnia Herzegovina adalah negeri yang pernah terkoyak oleh kejamnya perang. Kini, Herzegovina telah damai. Tak ada lagi desing peluru mengancam nyawa warga Bosnia.

Dahulu, ada 70% muslim mendiami negara berpenduduk 4 juta jiwa ini, kini hanya tersisa 50%. Mereka hidup berdampingan dengan Ortodoks Serbia, Katolik Roma, Protestan serta Yahudi.

Meski pernah terluka, kini muslim muda Bosnia mulai bangkit. Berusaha menjadi umat Allah seutuhnya serta menjaga tradisi mereka.
Tim Jazirah Islam Trans7

Inilah Gazi Husrev Bey Medrasaah, salah satu sekolah paling bersejarah di wilayah Balkan. Sekolah yang terletak di tengah pasar Bascarsija ini didirikan sekitar 460 tahun yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di bawah pemerintahan Ottoman, madrasah ini setidaknya telah mendidik 10.000 alim ulama, imam, hafidz, serta filsuf dari wilayah Bosnia. Kini sekolah setingkat menengah umum ini telah mengikuti perkembangan pendidikan dunia.

Agama Islam mendapat porsi 60% dari seluruh mata pelajaran di sekolah ini, sisanya adalah pelajaran umum. Hal lain yang juga berbeda, kelas untuk siswa laki-laki selalu dipisahkan dari kelas untuk perempuan.
Tim Jazirah Islam Trans7

Lantunan nasyid dari madrasah Gazi Husrev sangat populer. Tak hanya di Bosnia, tapi hampir di seluruh dunia. Setidaknya di dunia maya, kemerduan suara para pelajar madrasah ini telah disimak oleh ribuan penggemarnya.

Nasyid ini biasanya dilantunkan sebagai bagian dari perayaan kelulusan para pelajar madrasah. Istimewanya, tak hanya memiliki kemampuan nasyid, mereka juga dididik untuk menghapal dan melantunkan ayat suci Alquran.

Madrasah Gazi Husrev tak bisa dilepaskan dari keberadaan masjid Gazi Husrev Bey yang letaknya berdekatan. Masjid ini dibangun pada masa gubernur Isa-Beg Ishakovic.

Setelah berdiri selama ratusan tahun, masjid Gazi Husrev kini menjadi pusat berkumpulnya muslim Sarajevo untuk melaksanakan salat di tengah aktivitas mereka.
Tim Jazirah Islam Trans7

Sehija Sedovic adalah salah seorang wanita muda Bosnia yang aktif di pemberdayaan perempuan. Nama Sehija memang patut diperhitungkan di Bosnia dan bahkan di Eropa.

Ia telah hadir di berbagai forum diskusi tingkat negara untuk memperjuangkan hak-hak wanita Bosnia yang hilang karena adanya peperangan 20 tahun silam.

Sehija adalah lulusan madrasah Gazi Husrev. Ia kemudian melanjutkan studi ke Universitas Yordania dengan konsentrasi agama islam. Sehija merasakan sebuah kewajiban besar sebagai bagian dari generasi muslim muda Bosnia, untuk tetap maju dan mengikuti persaingan kehidupan di benua Eropa. Tentu saja tanpa melupakan nilai-nilai islam yang telah melekat pada muslim Bosnia.

Sehija juga aktif di Nahla. Nahla adalah sebuah LSM yang dibangun pada tahun 2001 dan terletak di jantung kota Sarajevo. Lembaga ini membangun perempuan muslim Bosnia agar mampu bekerja dan melayani masyarakat. Tak hanya itu, semua kegiatan mereka lakukan dengan penuh tanggung jawab dan profesional serta membawa nilai-nilai Islam untuk syiar agama di Bosnia.

Selain memiliki kelas untuk mendukung kehidupan duniawi, Nahla juga menyediakan kelas bagi muslimah Bosnia yang ingin kembali belajar tentang Islam, seperti kelas kajian tentang Alquran dan Fiqih.

Sebagian muslim di Bosnia memang menganggap Islam sebagai faktor keturunan yang diwariskan oleh orangtua mereka. Mereka hanya mengakuinya sebagai agama tanpa menjalaninya dalam kegiatan sehari-hari.

Sehija adalah gambaran kebangkitan muslimah muda Bosnia. Trauma perang yang pernah terjadi tak membuatnya menyerah dalam kesedihan. Ia terus maju dan bertarung dengan dunia, untuk membuat posisi wanita muslim diakui oleh masyarakat, negara dan juga dunia.
Tim Jazirah Islam Trans7

Kota Sebrenica adalah kota yang terletak di bagian timur Bosnia Herzegovina. Kota ini adalah kata kunci dari kisah pilu pembantaian etnis muslim Bosnia 20 tahun silam.

Ada sekitar 8300 pria dewasa dan remaja muslim Bosnia yang dibunuh oleh milisi Serbia pada saat tragedi pembantaian. Hingga saat ini, 6800 korban telah berhasil diidentifikasi melalui DNA dan dimakamkan di Potocari Memorial Center.

Kini Sebrenica secara otoritas dan pemerintahan terpisah dari negara Bosnia Herzegovina, dan masuk ke dalam Republik SRPSKA. Di sini islam adalah minoritas yang nyata setelah di invasi secara besar-besaran pada tahun 1995.

Sekarang yang tersisa hanyalah segelintir janda korban tragedi. Salah satu yang masih mencoba bertahan adalah Hatidza Mehmedovic.
Tim Jazirah Islam Trans7

Hatidza adalah ketua Asosiasi Ibu Sebrenica, perkumpulan para wanita korban tragedi Sebrenica yang memutuskan kembali ke kota ini. Meski harus kehilangan anak dan suaminya, namun ia tak pernah menyerah. Sebagai seorang muslim ia percaya bahwa setiap takdir yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT, dan semuanya sudah digariskan sejak ia belum dilahirkan.

Rasa kehilangan sang suami, Abdullah, serta anak-anaknya Amin dan Azmir masih begitu menyayat hati. Namun Hatidza tak pernah berhenti berjuang, bersuara lantang sebagai seorang istri, ibu dan muslim agar kejadian ini tidak terulang terhadap umat muslim di negara lain.




Kisah selengkapnya saksikan di Jazirah Islam, tayang setiap hari pukul 04.45 WIB di Trans7. (ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads