"Aku mau pulang ke Belitung dulu, makan ketupat dulu baru putusin," jawab Ahok ketika ditanya di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (26/6/2016).
Memang selama ini Ahok sering 'maju mundur' soal pilihan mau lewat jalur independen maupun jalur parpol. Ahok yang awalnya menyatakan siap maju independen belakangan menyatakan siap diusung parpol. Eh, belakangan Ahok kembali bicara sejujurnya dia lebih suka maju lewat jalur independen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu mengapa Ahok masih menunda mengambil keputusan? Mungkin karena Teman Ahok yang sebelumnya telah legowo Ahok maju lewat jalur parpol sedikit goyah.
Dan nyatanya Teman Ahok yang belakangan ini digoyang, meminta waktu untuk membuktikan bahwa sejuta KTP yang mereka kumpulkan itu sungguh ada. Sebab belakangan ada eks relawan Teman Ahok yang mengakui ada manipulasi dalam pengumpulan KTP, tentu semua itu telah dibantah oleh Teman Ahok.
"Aku sudah ketemu (Teman Ahok), mereka mungkin mau selesai rekap dulu karena kan banyak orang tak percaya," kata Ahok.
Sementara Ahok masih mengatur nafas sebelum mengambil keputusan final, parpol pendukung seolah sudah tak sabar. Meskipun membebaskan Ahok memilih jalurnya, namun NasDem tetap saja merayu Ahok mau diusung parpol.
"Ahok sudah punya dua jalur yang sama kuat dan potensial yaitu perseorangan yang sudah lebih dari sejuta KTP yang harus melewati verifikasi faktual. Di samping itu, jalur parpol itu adalah jalur yang firm dan mudah bagi Ahok karena sudah memenuhi thresholdnya," kata Ketua DPP Nasdem Johnny G Plate di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/6/2016).
"Kami menyerahkan ke Pak Ahok untuk memilih. Ada kelebihan dan kekurangannya," lanjutnya.
Demikian pula Golkar. Partai yang barus aja berganti pucuk pimpinan ini mengaku lebih suka Ahok maju lewat jalur parpol karena lagi-lagi disebutkan lebih ringan.
"Kehadiran Golkar memberikan opsi untuk memudahkan pencalonan, untuk menghemat energi daripada menjalani proses verifikasi yang tidak ringan," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriadi kepada detikcom, Minggu (26/6/2016).
Lalu apa gerangan keputusan Ahok setelah Lebaran nanti? (van/nrl)











































