7 WNI Disandera, Luhut: Kita Lihat Kok Jadi Kebiasaan?

7 WNI Disandera, Luhut: Kita Lihat Kok Jadi Kebiasaan?

Ferdinan - detikNews
Senin, 27 Jun 2016 15:30 WIB
Foto: Bagus Prihantoro/detikcom
Jakarta - Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla membahas sejumlah kondisi terkini termasuk penyanderaan 7 WNI oleh kelompok bersenjata Filipina. Luhut menegaskan pemerintah tidak menolerir aksi penyanderaan yang kini dianggap seperti sebuah kebiasaan karena sudah 3 kali peristiwa serupa terjadi.

"Kita enggak mau dijadikan sandera oleh kepentingan-kepentingan, bukan politik ini tapi kepentingan seperti ini. Yang kita lihat kok kayaknya jadi tuman (kebiasaan)," ujar Luhut usai bertemu JK di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (27/6/2016).

Pemerintah dipastikan Luhut sedang menyiapkan langkah-langkah upaya pembebasan. Tim crisis center yang dibentuk juga sudah bekerja mengumpulkan informasi-informasi terkait penyanderaan 7 WNI anak buah kapal (ABK) Tugboat Charles 001.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sedang siapkan langkah-langkah. Kita akan buka setelah dua hari ke depan. Kami ingin pasti lebih dulu, sebelum dibuka ke publik," imbuhnya.

Belum dipastikan soal kelompok penyandera ketujuh WNI. Namun ketujuh WNI dipastikan disandera dengan kondisi yang terpisah atau sesekali digabung.

Soal angka tebusan yang diminta kelompok penyandera, pemerintah menurut Luhut masih melakukan verifikasi. Manilatimes.net yang mengutip sumber intelijen pada Minggu (26/6) memberitakan kelompok penyandera Apo Mike meminta tebusan 20 juta ringgit.

"(Besaran uang tebusan) itu pun kita sedang masih cek," sebut Luhut.

Sedangkan TNI Angkatan Laut yang menginvestigasi penyanderaan 7 WNI merilis kronologi penyanderaan di Laut Jolo, Filipina. Pada 20 Juni 2016, Kapal TB Charles yang berangkat dari Philipina Cagayan De Oro Port menuju ke Samarinda dibajak sekelompok orang.

Para pelaku kemudian menculik tiga orang ABK yaitu Capt. Fery Arifin (nahkoda), Muh. Mahbrur Dahri (KKM) dan Edy Suryono (Masinis II), serta merampas semua alat komunikasi kapal.

Setelah kejadian itu, kapal tersebut dilepas dan melanjutkan perjalanan dengan sisa ABK 10 orang.

Namun dalam perjalanan yang hanya berselisih waktu 1 jam 15 menit dengan kejadian pertama, Kapal TB Charles kembali dibajak oleh kelompok lain dengan menggunakan 3 perahu yang beranggotakan 8-10 orang.

Mereka menculik 4 orang ABK yaitu, Ismail (mualim I), Robin Piter (juru mudi), Muhammad Nasir (masinis III), dan Muhamad sofyan (Oilman). (fdn/aan)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads