Dikutip dari siaran pers KBRI Islamabad, baksos ini dipelopori oleh Ketua DWP KBRI Islamabad, Rita Amri. Berbusana putih dipadukan batik sebagai ciri khas Indonesia, para ibu ini mengunjungi dua panti sosial Edhi Home Foundation (EDF) dan Shaheed Benazir Bhutto Crisis Center (SBBCC).
Suhu di Islamabad mencapai 42 derajat celcius. Panasnya suhu tidak menyurutkan semangat ibu-ibu DWP menyalurkan bantuan berupa kebutuhan pokok seperti Atta (tepung gandum), Ghee (minyak samin), susu, Daal (sejenis kacang-kacangan), gula dan lain-lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Yayasan ini menampung anak yatim, janda dan korban KDRT, dan kini mempunyai 300 cabang yang tersebar diseluruh Pakistan di kota kecil dan kota besar. Selain sebagai panti penampungan, Yayasan EDF juga menyediakan 1800 mobil ambulans dan klinik gratis untuk masyarakat yang tidak mampu dan juga menyediakan panti rehabilitasi pasien ketergantungan obat.
Yayasan Edhi Home sangat termasyur di Pakistan, hal ini tidak terlepas dari kepribadian pendirinya yang dikenal jujur, amanah dan sederhana. Ada sesuatu yang unik dari tempat ini, dimana halaman depan gedung tersebut terdapat box bayi yang disediakan untuk bayi yang dibuang dan EDF menampung dan merawat bayi tersebut hingga dewasa.
Sementara SBBCC adalah sebuah penampungan korban kekerasan pada wanita yang didirikan oleh pemerintah Pakistan di bawah Kementrian Pemberdayaan Wanita Pakistan. Proyek ini bertujuan untuk melindungi kaum wanita korban KDRT serta membebaskan kaum wanita dari diskriminasi sosial.
Selain sebagai penampungan, badan ini juga memberikan bantuan kesehatan gratis, konseling, pelatihan keterampilan dan bantuan hukum. Badan ini sangat membantu kaum wanita Pakistan karena tingkat 'Honor Killing' (pembunuhan demi kehormatan keluarga) masih sering terjadi di Pakistan. (ega/ega)