"Ini nggak bisa ditangani dari sisi olahraga saja. Sosiolog, psikolog, aparat keamanan, Kemenkum HAM, dan Kemendagri harus bicara bersama," kata Dedi usai menjenguk Brigadir Hanafi di RS Polri, Senin (27/6/2016). Dedi didampingi beberapa orang saat menjenguk Brigadir Hanafi.
.
Pria yang akrab disapa Kang Dedi ini menambahkan, rusuh suporter bisa terjadi di mana saja. Tak terbatas di lapangan atau stadion. Bisa di jalan raya atau tempat lain.
"Mereka bisa bunuh-bunuhan. Ini problem besar yang harus segera diselesaikan," jelas Dedi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pria yang berpenampilan khas pakaian Sunda ini mengilustrasikan, beberapa waktu belakangan semua gelisah dengan keberadaan ormas beraliran keras. Secara mental, ormas ini mirip suporter. Terorganisir dan cenderung bergerak ke arah kebrutalan.
"Kalau ngomong NKRI, ini sudah merusak sistem keberagaman dan kebersamaan. Untuk itu perlu ada sudut pandang lain seperti sosiologis dan psikologis," kata Dedi.
"Dulu anak saya waktu kecil, sampai kelas 6 SD, ngomongnya gitu, bunuh saja. Sekarang sudah bisa dibenahi karena sudah besar. Nah ini perlu pembinaan dari ortunya. Karena rata-rata (suporter) berusia SMP dan SMA," tutupnya.
(trw/trw)