Komentar Bupati Dedi setelah Jenguk Polisi Korban Rusuh Suporter

Komentar Bupati Dedi setelah Jenguk Polisi Korban Rusuh Suporter

Jabbar Ramdhani - detikNews
Senin, 27 Jun 2016 14:42 WIB
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi datang ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin 27 Juni 2016, untuk menjenguk polisi korban bentrokan suporter sepak bola di GBK (Foto: Jabar Ramdhani/detikcom)
Jakarta - Hari ini, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menjenguk Brigadir Hanafi, polisi korban rusuh suporter yang dirawat di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Dia jelas prihatin. Menutur dia, persoalan suporter tidak bisa diselesaikan dari sisi olahraga saja.

"Ini nggak bisa ditangani dari sisi olahraga saja. Sosiolog, psikolog, aparat keamanan, Kemenkum HAM, dan Kemendagri harus bicara bersama," kata Dedi usai menjenguk Brigadir Hanafi di RS Polri, Senin (27/6/2016). Dedi didampingi beberapa orang saat menjenguk Brigadir Hanafi.
.
Pria yang akrab disapa Kang Dedi ini menambahkan, rusuh suporter bisa terjadi di mana saja. Tak terbatas di lapangan atau stadion. Bisa di jalan raya atau tempat lain.

"Mereka bisa bunuh-bunuhan. Ini problem besar yang harus segera diselesaikan," jelas Dedi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dedi menduga ada 'ideologi' yang menggerakkan suporter bertindak rusuh. "Semacam titah suci untuk melakukan tindakan apapun, termasuk membunuh. Ini bahaya luar biasa," katanya.

Dedi bertemu keluarga Brigadir Hanafi di RS Polri (Foto: Jabbar Ramdhani/detikcom)

Pria yang berpenampilan khas pakaian Sunda ini mengilustrasikan, beberapa waktu belakangan semua gelisah dengan keberadaan ormas beraliran keras. Secara mental, ormas ini mirip suporter. Terorganisir dan cenderung bergerak ke arah kebrutalan.

"Kalau ngomong NKRI, ini sudah merusak sistem keberagaman dan kebersamaan. Untuk itu perlu ada sudut pandang lain seperti sosiologis dan psikologis," kata Dedi.

"Dulu anak saya waktu kecil, sampai kelas 6 SD, ngomongnya gitu, bunuh saja. Sekarang sudah bisa dibenahi karena sudah besar. Nah ini perlu pembinaan dari ortunya. Karena rata-rata (suporter) berusia SMP dan SMA," tutupnya.

(trw/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads