Presiden Direktur Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi, mengatakan pembenahan terus dilakukan terkait catatan yang diberikan tersebut. Hingga kini, menurutnya, satu-satunya yang masih diselesaikan adalah soal tower.
"Apa yang kita lakukan, praktis pada tanggal 16 (Juni) sudah ceklis semua. Satu-satunya yang belum, berkaitan dengan tower," kata Budi kepada wartawan di Terminal Keberangkatan 1B Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (26/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, AP II belum mengetahui apakah tower ini akan digunakan sebagai Apron Movement Control (AMC) ataukah sebagai Air Traffic Control (ATC).
"Kalau bicara peralatan, tergantung tugas yang diberikan kepada tower itu apa. Kalau tugasnya itu AMC, ya peralatan AMC yang harus disediakan. Tapi kalau ATC, maka akan disediakan yang ATC juga," ujar Budi.
Budi berharap pembangunan tower tersebut akan selesai 2 minggu ke depan. Tower tersebut akan dibuat setinggi 22 meter dengan konstruksi baja.
"Jadi di situ sudah ada struktur beton setinggi 15 meter. Jadi tinggal tambah 7 meter. Jadi dibangun di atas konstruksi yang sudah ada. Jadi relatif tidak terlalu complicated," ungkapnya.
Kemenhub dalam catatan tersebut sempat menyoroti sisi keamanan dari Terminal 3 ultimate. Jumlah personel keamanan dan jumlah CCTV yang ada masih dirasa kurang.
Ketika itu, tercatat masih ada kekurangan 44 personel keamanan dari kebutuhan 412 personel. Juga pemasangan CCTV yang baru sebanyak 160 buah dari kebutuhan sebanyak 200 buah.
"Apa yang sudah dicatat pada 16 Juni sudah kita penuhi. Jadi semuanya jumlah avsec, security sudah kita penuhi. Jadi kalau itu tinggal diklarifikasi dan verifikasi saja," ungkap Budi. (dhn/dhn)











































