"Masyarakat harus tetap waspada karena memang alam ini tidak tentu. Jangan merasa kita tenang, bahwa kita tidak ada masalah karena datangnya bencana begitu tiba-tiba, ini daerah yang kita tidak diduga akan terjadi bencana, tapi ternyata terjadi," kata anggota DPR RI komisi IV, Tofik R Abdullah kepada wartawan saat memberikan bantuan korban tanah longsor di Desa Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (26/6/2016).
Menurut dia seluruh masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana diminta untuk untuk mewaspadai tanda-tanda tanah longsor, agar dapat segera diatasi sebelum jatuhnya korban jiwa. "Saya kira kita harus mewaspadai setiap ada tanda-tanda tanah longsor," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Kecamatan Susukan ada tujuh rumah. Kemudian yang rumahnya hancur itu prioritas, bagaimana teknisnya Banjarnegara sudah pengalaman lah ngurus begini, tinggal bagaimana meningkatkan partisipasi mayarakat. Tadi saya mendengar secara konservasi sangat baik di sana, akan tetapi kontur tanah di sana yang memang bermasalah. Tapi saya kira pemerintah harus memikirkan bagaimana bisa melakukan upaya sehingga potensi longsor itu paling tidak berkurang," ucap politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sementara di tempat terpisah, anggota Komisi VI DPR RI, Siti Mukaromah juga mengunjungi dan memberikan bantuan pada korban tanah longsor dan bajir bandang di Kabupaten Banyumas. Dalam kesempatan itu dia mengatakan jika pihaknya melihat kejadian ini sebagai bencana nasional, sehingga diperlukan bantuan dari semua pihak.
"Ini kita melihat bagian dari bencana nasional yang terjadi di Jawa Tengah, setidaknya ada 3 titik daerah pilihan yang berdampak salah satunya adalah di dapil VI Purworejo yang paling parah, yang kedua yang paling parah adalah dapil VII di Banjarnegara dan Kebumen dan yang ketiga adalah di Banyumas," jelasnya.
Dia menjelaskan, melihat bencana di Jawa Tengah ini akhirnya setiap anggota DPR RI dari fraksi PKB menyisihkan anggarannya untuk dikumpulkan dan dipakai untuk berbagi, membantu ke beberapa titik sentral yang terkena bencana.
"Disepakati menyisihkan anggaran tersebut untuk 3 titik sentral yang kita jadikan fokus, di Purworejo ada Abdul Kadir Karding, yang kedua ada pak Taufik R Abdullah, kemudian di Banyumas saya sendiri," ujarnya.
Dia mengungkapkan, untuk tahap awal pihaknya masih akan melihat mana saja daerah dan wilayah yang membutuhkan bantuan lebih dan mana yang tidak, sehingga nanti bantuan itu angkanya akan berbeda melihat mana yang lebih parah.
Akibat bencana banjir dan longsor di Provinsi Jawa Tengah setidaknya sekitar 59 orang meninggal dunia, 4 orang hilang, dan 22 orang luka-luka, kejadian ini juga membuat warga terdampak bencana mengungsi.
(arb/dnu)