"Nanti kita lagi pelajari, crisis center sudah dihidupkan, mungkin hari Selasa kita sudah dapatkan jawaban permulaan kemungkinan opsi-opsi yang akan kita ambil," kata Luhut di Tamansari, Jakarta Barat, Minggu (26/6/2016).
Luhut menjelaskan, keputusan yang dihasilkan pertemuan di Yogyakarta antara panglima tentara Indonesia, Malaysia dan Filipina memang belum berjalan dengan efektif. Masih ada beberapa hal yang belum dijalankan. Sehingga, pemerintah akan menempuh upaya lain untuk membebaskan sandera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyanderaan terhadap 7 WNI terjadi di Laut Sulu pada 20 Juni. Dua kelompok berbeda mengangkut ABK Kapal Charles. Kelompok pertama membawa tiga sandera dan kelompok kedua membawa dua sandera. Diduga kelompok ini dari faksi Abu Sayyaf. Sedangkan 6 ABK sisanya dibiarkan melanjutkan perjalanan.
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan menyebut kelompok penyandera sudah meminta uang tebusan. Namun Luhut tidak menyebut jumlah uang yang diminta.
"Minta tebusan, angkanya mau diverified lagi," jelas Luhut di kantornya di Kemenko Polhukam, Jumat (24/6).
(Hbb/tfq)