Sumarjono lupa kapan tepatnya peristiwa tersebut terjadi, namun yang pasti pada malam hari sebelum bulan Ramadan. Saat itu Sumarjono melakukan aksinya seperti biasa dengan berbekal tongkat bambu. Ternyata ada sekelompok pebalap liar yang tidak senang dengan Mbah Sumarjono karena membubarkan mereka.
![]() |
"Kejadiannya malam waktu itu, saya dikeroyok 25 orang. Mereka malah melawan ngajak tarung," kata Sumarjono saat ditemui detikcom.
Salah satu orang yang mengeroyok Mbah Sumarjono membawa tongkat yang nyaris mengenainya. Meski kalah jumlah, ternyata Sumarjono berhasil menangkis dan memukul mundur para pebalap liar itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu ia diantar pulang oleh warga ke rumahnya di Jalan Taman Sri rejeki Timur RT 10 RW 06, Gisikdrono, Semarang Barat tidak jauh dari Jalan Suratmo. Di depan isterinya, Sulistyowati (60), mbah Sumarjono tidak merintih kesakitan dan tetap tegar.
"Waktu itu sekitar 20.30 WIB dia diantar anak-anak kecil bilang katanya mbah kakung hidungnya berdarah kena kayu. Tapi ya masih bisa berjalan seperti biasa," kata Sulistyowati saat ditemui di rumahnya.
Sumarjono bisa memukul mundur gerombolan pebalap liar tersebut karena ia memiliki bekal beladiri dan sekarang masih mengajar di padepokan Pencak Silat Satria di Kampung Petelan Semarang. Kakek 6 cucu itu juga masih aktif melatih dirinya sendiri agar tetap prima.
"Sudah sejak kelas 4 (SD) bisa pencak silat. Sekarang saya melatih pencak silat yang mengkobinasikan tenaga dalam," ujar Sumarjono.
Ia kemudian menunjukkan kepada detikcom beberapa kuda-kuda pencak silat termasuk jurus pamungkasnya yaitu jurus mengunci. Sumarjono pernah terpaksa memakai jurus menguncinya itu untuk menahan pebalap liar yang meresahkan warga. Meski demikian ia tidak sembarangan memakai ilmu beladiri tanpa alasan jelas.
![]() |
"Pernah itu ada yang saya kunci terus mau saya pukul pakai helmnya dia tapi saya tidak tega, kasihan," katanya.
Aksi mbah Sumarjono membubarkan pebalap liar menjadi viral di media sosial khususnya di kalangan warga Semarang. Sudah sekitar tiga bulan ia melakukan aksinya dan sekarang mendapat julukan "Mbah Ratmo" sesuai nama lokasinya, Jalan Suratmo.
![]() |