Perjalanan Bambang Widjojanto Menikmati Ramadan di Jepang

Perjalanan Bambang Widjojanto Menikmati Ramadan di Jepang

Herianto Batubara - detikNews
Rabu, 22 Jun 2016 15:50 WIB
Foto: dok. Bambang Widjojanto
Jakarta - Eks pimpinan KPK Bambang Widjojanto selama beberapa hari menghabiskan ramadan di Tokyo, Jepang. Pengalaman spiritual dan sosial didapatkan Bambang yang pergi bersama istrinya. Mulai dari menyambangi masjid yang dibangun pemerintah Turki, hingga buka puasa bersama orang Indonesia di Jepang, dan mencicipi ramen halal.

"Ramadhan di Jepang jelas beda dengan Indonesia. Subuhnya saja jam 02.38 dan bukanya mendekati jam 19.00 malam. Jadi puasanya 17 lamanya," kata Bambang mengawali perbincangan, Rabu (22/6/2016).

Bambang, yang biasa salat subuh di Masjid, agak kesukaran kali ini di Jepang. Persoalannya, kereta baru ada pukul 05.00.

"Isyanya sekitar jam 20.30 lebih dan jika ada ceramah setelah sholat. Itu bisa sampai jam 23.00. Jika saya salat tarawih baru balik ke rumah sekitar jam 24.00. Jadi mengelola Ramadan di Jepang punya tantangan tersendiri, semoga bisa jadi ladang amal yang luas," sambung Bambang yang awalnya tak mau bercerita soal pengalamannya ini.

Sejak kemarin, Bambang sudah ada di Indonesia lagi. Dia bersiap untuk itikaf 10 hari di akhir Ramadan. Bambang kemudian melanjutkan lagi cerita pengalamannya ramadan di Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya coba keliling ke beberapa masjid di Jepang yang tentu tidak sebanyak masjid di Indonesia. Tapi bisa dipastikan di masjid itu ada iftor atau buka bersama seperti As Salam, Tokyo Camii dan tempat sholat di SRIT (Sekolah Republik Indonesia Tokyo)," jelas dia.

Yang menarik, di masjid Tokyo Camii, masjid yang dibangun pemerintah Turki, banyak juga orang Jepang non muslim yang ikut datang berbuka puasa. Mungkin mereka ingin merasakan menjadi seorang muslim dan berbuka puasa.

"Bangunannya keren sekali karena menggunakan arsitek dari Turki. Selalu ada buka bersama di mana banyak orang Jepang juga hadir, sebagiannya diduga bukan muslim tapi ikut buka bersama," tuturnya.

Untuk di masjid As Salam, menurut Bambang, buka puasanya amat berkesan karena ada kari ayam atau daging sapi.

"Ini yang punya Orang Srilangka yang punya profesi sebagai terapis," ujar dia.

Nah yang tak kalah menarik, Bambang bercerita mengenai penjual ramen muslim, seorang Jepang mualaf. Bambang berpromosi Ramen ini halal dan lezat.

"Yang punya orang muslim Jepang. Kalau datang sudah agak larut tapi alhamduliah masih buka. Ini Ramen nendang banget karena bisa pesan yang pedas. Kenalan dengan Chef juga yang pemilik dan muslim," sambungnya.

Ramadan di Jepang juga ada pengalaman khusus. Di negeri sakura, nyaman menikmati ramadan, walau ada tantangan semua restoran buka, tidak ada yang tutup. Ada banyak tantangan yang bisa merusak puasa karena sekarang sedang musim panas di Jepang.

"Jadi 99% tidak berhijab sehingga harus benar-benar mengelola pandangan mata ketika harus naik subway dan jalan di tempat umum," urai dia.

Di Jepang juga tengah tren halal food. Sekarang sudah bisa ditemui halal food di Jepang.

"Dan sudah dijajaki suatu kemungkinan, semoga kelak dibuka Hotel Syariah. Hal lainnya, saya juga banyak hadir di buka bersama dengan para mahasiswa Indonwsia di Jepang salah satunya di Universitas Tokyo. Salah satu universitas terbaik di Jepang," tutup dia. (dra/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads