Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Tambak serta banjir di Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas mengakibatkan puluhan rumah rusak berat, ratusan hektare lahan pertanian terendam, sejumlah infrastruktur seperti jalan dan jembatan rusak.
"Jumlah tersebut masih bersifat sementara karena laporan dari tingkat desa masih berjalan," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas Prasetyo Budi Widodo kepada wartawan, Selasa (21/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami terus berupaya membuka akses jalan yang tertimbun longsor dan mengakibatkan tiga dusun di Desa Watuagung terisolasi. Paling tidak bisa dilalui kendaraan roda dua," ujarnya.
Sementara menurut Camat Tambak R.Soeparsono mengatakan bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (18/6) malam melanda 11 desa, yakni Kamulyan, Purwodadi, Karangpucung, Watuagung, Gumelar Kidul, Prembun, Karangpetir, Gebangsari, Bumiayu, Gumelar Lor, dan Plangkapan.
"Wilayah terparah yang terkena terjangan banjir bandang adalah Desa Kamulyan karena ada tiga rumah warga yang hanyut terbawa air bah serta di Desa Purwodadi terdapat satu rumah yang hanyut dan beberapa lainnya mengalami kerusakan," jelasnya.
Berdasarkan data BPBD Banyumas, bencana banjir di Kecamatan Sumpiuh disebabkan jebolnya tanggul Sungai Reja sehingga menggenangi empat desa, yakni Selandaka, Bogangin, Kemiri, dan Karanggedang serta Kelurahan Sumpiuh.
Akibat bencana tersebut, Bupati Banyumas pada tanggal 20 Juni 2016 telah mengeluarkan surat penetapan status tanggap darurat hingga tanggal 1 Juli atau selama 11 hari. Pemkab Banyumas melalui Dinsosnakertrans juga telah menyalurkan bantuan logistik ke Posko Bencana di Tambak yang akan disalurkan ke tiga grumbul di Desa Watuagung yang saat ini sangat membutuhkan bantuan berupa beras karena akses jalan menuju wilayah itu tertutup material longsoran.
Sedangkan menurut Hartati, korban banjir di Desa Kamulyan, Kecamatan Tambak mengatakan jika para ibu rumah tangga mengharapkan adanya bantuan peralatan dapur, setelah petugas dapur umum memperbolehkan keluarga korban banjir untuk bisa memasak sendiri, bantuan logistik tidak akan diberikan dalam bentuk nasi bungkus, melainkan dalam bentuk bahan makanan.
"Bagaimana kami bisa memasak sendiri. Kalau bisa dibantu ada peralatan dapur karena peralatan kami banyak yang terbawa banjir bandang. Kalaupun masih ada, peralatannya rusak," kata Hartati, warga Desa Kamulyan RT 01 RW 01.
Menurut dia, banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (18/6) malam juga merendam perangkat rumah tangga lainnya, pakaian, dan surat-surat berharga termasuk buku rapor anak-anak. Sedangkan bantuan makanan telah mencukupi termasuk pakaian pantas pakai.
Selain itu, Palang Merah Indonesia telah memberikan pemeriksaan kesehatan bagi korban
"Hingga saat ini, kami masih kekurangan tenaga untuk membersihkan rumah dan perabot lain termasuk memperbaiki beberapa kerusakan," jelasnya. (arb/Hbb)