"Di Polri itu ada sejarah besar, tahun 60 itu pergantian kepala kepolisian negara dari Kombes Said Sukamto ke Pak Sucipto Danu," papar Komisioner Kompolnas Bekto Suprapto dalam Rapat dengan Komisi III di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/6/2016).
Sebagai informasi, Bekto menjelaskan ketika itu Presiden Soekarno mengambil keputusan berani soal penunjukkan Sucipto Danu. Maklum saja, Bekto bercerita, saat itu Sucipto Danu masih berpangkat AKBP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di era reformasi, Bekto menjelaskan apa yang terjadi kepada Komjen Tito saat ini juga pernah terjadi dan bukan hal baru. Jadi ia meyakini tidak akan ada turbulensi di tubuh Polri meskipun pimpinannya terhitung masih muda.
"Senior-Junior harus dipahami dalam konteks kultur dengan konteks dinas konteks ketentuan kalau tadi Pak Wenny bisa tanya mungkin seniornya Pak Prabowo nyalip seniornya berapa banyak, Pak SBY pun demikian," ungkapnya.
"Jalau di lingkungan TNI dan Polri itu tidak masalah. Kalau sudah disampaikan dia ingin dijadikan komandan secara tugas dia harus berpola kerja sebagai komandan. Lain secara kultur," imbuhnya.
Selain bercerita soal masalah senioritas, Bekto juga berbagi pengalamannya saat menjadi senior Komjen Tito di kepolisian. Ia menilai Tito sebagai sosok yang sangat profesional.
"Pak Tito itu langsung anak bawah saya dari pangkat mayor pangkat letkol. Dia profesional. Pak Tito itu ingin menegakan hukum dan tetap mengutamakan hak asasi manusia," kata Bekto. (dra/dra)











































