Akbar Tandjung: Wanbin Golkar Perlu Didengar, Tapi Tak Wajib Ditaati

Akbar Tandjung: Wanbin Golkar Perlu Didengar, Tapi Tak Wajib Ditaati

Indah Mutiara Kami - detikNews
Senin, 20 Jun 2016 22:03 WIB
Foto: Akbar Tandjung/Grandyos Zafna/detikcom
Jakarta - Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar Akbar Tandjung meluruskan soal peran Dewan Pembina (Wanbin) di hirarki partai. Wanbin memang bisa memberikan masukan tapi tak wajib dijalankan.

"Wanbin perlu didengar. Wajib itu tidak ada. Saat munas, kami berpendapat tidak ada istilah wajib. Arahannya memang perlu diperhatikan," kata Akbar di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (20/6/2016). Akbar merupakan mantan Ketua Dewan Pertimbangan Golkar.

Soal dukungan ke Ahok sendiri, Akbar menganggapnya terburu-buru. Menurutnya, Golkar harus lebih dahulu mendengarkan suara wakil rakyat di tingkat DKI sebelum mengambil keputusan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lebih baik dengar masukan dari bawah. Dari pengurus Golkar yang ada di DPRD. Kan juga waktu masih panjang. Ini terlalu cepat," ujarnya.

Lalu, adakah calon lain yang menurut Akbar lebih tepat selain Ahok? Dia tidak menyebut nama.

"Partai juga bisa cari tokoh yang lain yang dianggap tepat. Menurut saya, pendapat dari bawah perlu didengar," ucap Akbar.

Ketua Dewan Pembina (Wanbin) Golkar Aburizal Bakrie (Ical) dalam beberapa kali wawancara terkait dukungan Golkar ke Ahok mengatakan bahwa restu Wanbin diperlukan. Saran Wanbin wajib dijalankan oleh DPP.

Namun, tadi Ical meralat. Dia menyatakan bahwa terkait dukungan Golkar ke Ahok tidak wajib mendapat persetujuan Wanbin.

"Kalau (terkait) presiden, wapres, menteri, wajib. Tapi kepala daerah tidak (wajib ditaati). Tapi dibicarakan bersama," kata Ical sebelumnya. (imk/bag)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads