Menlu: Tak Ada ABK Cina yang Terluka Ditembak Kapal Indonesia

Menlu: Tak Ada ABK Cina yang Terluka Ditembak Kapal Indonesia

Indah Mutiara Kami - detikNews
Senin, 20 Jun 2016 16:16 WIB
Menlu Retno Marsudi (Foto: Ari Saputra/detikFoto)
Jakarta - Kementerian Luar Negeri Cina menyebut ada warga negaranya yang terluka akibat ditembaki kapal Angkatan Laut Indonesia dalam insiden yang terjadi Jumat 17 Juni 2016. Hal itu dibantah oleh Menlu RI Retno Marsudi.

Hal itu disampaikan Retno dalam rapat kerja Komisi I di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (20/6/2016). Retno menjawab pertanyaan anggota dewan soal insiden di Laut Cina Selatan tersebut.

"Pada tanggal 17 Juni pukul 04.24, kapal TNI AL memergoki 10-12 kapal ikan asing di perairan Natuna di ZEE Indonesia. Beberapa kapal terlihat melempar jaring dan diduga melakukakan IUU fishing," ucap Retno.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapal asing itu lalu berpencar melarikan diri dan 4 KRI melakukan pengejaran terpisah. Kapal TNI AL memerintahkan agar kapal berhenti dan mematikan mesin.

"Permintaan diabaikan dan kapal asing menambah kecepatan. Beberapa jam kemudian, tembakan peringatan dilakukan sesuai prosedur. Ini bagian dari langkah penegakan hukum dari hak berdaulat kita di wilayah ZEE," paparnya.

Salah satu kapal berhasil diberhentikan oleh KRI Imam Bonjol pada pukul 09.55 WIB. Saat ditangkap, ada 7 ABK yaitu 6 laki-laki dan 1 perempuan.

"7 ABK dalam keadaan baik dan tidak ada yang terluka. Alat komunikasi rusak, diduga dirusak ABK," ujar Retno.

"Tuduhan adanya ABK yang terluka, saya komunikasi dengan Pangab (Panglima TNI) dan KSAL, tidak ada ABK yang terluka," tegasnya.

Jubir Kemlu Cina Hua Chunying pada Minggu (19/6) menyatakan kapal perang Indonesia telah merusak satu kapal ikan Cina dalam insiden di dekat Kepulauan Natuna dan menahan satu kapal lainnya dengan 7 orang di dalamnya. Cina menyebut ada 1 warganya yang terluka di kapal ikan lainnya yang menghindari kejaran kapal perang Indonesia. Penjaga pantai Cina kemudian menyelamatkan nelayan yang terluka itu dan membawanya ke Provinsi Hainan di Cina bagian selatan untuk dirawat.

Pemerintah Cina telah mengeluarkan protes resmi atas insiden itu dan mendesak Indonesia tidak melakukan tindakan lebih yang bisa memperumit keadaan.

(imk/hri)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads