Seperti diketahui, KRI Imam Bonjol-383 tengah berpatroli di perairan Natuna pada Jumat 17 Juni 2016. Mereka kemudian menerima laporan mengenai adanya 12 kapal ikan asing yang melakukan pencurian ikan.
Saat disergap oleh KRI Imam Bonjol-383, 12 kapal ikan Cina ini melakukan manuver dan melarikan diri. KRI Imam Bonjol kemudian mengejar dan memberikan tembakan peringatan, namun diabaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Susi mendukung dan mengapresiasi jajaran TNI AL yang tegas menjaga perairan Indonesia dari pencuri ikan. Dia selama ini memang terus menegaskan negara mana pun yang mencuri ikan di perairan Tanah Air harus ditindak tegas.
"TNI AL sudah betul menjaga kedaulatan laut kita beserta isinya. Penembakan itu pasti sudah sesuai prosedur. Jalesveva Jayamahe," ujar Susi melalui akun Twitter-nya seperti dikutip detikcom, Senin (20/6/2016).
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Edi Sucipto juga telah bicara soal penangkapan kapal ikan Cina pencuri ikan ini. Kapal tersebut sudah diamankan di Pangkalan TNI AL (Lanal) Ranai untuk diproses lebih lanjut.
Edi menegaskan, TNI AL akan terus menggelar patroli guna menjaga keamanan di wilayah yurisdiksi Indonesia. Ini juga menjadi komitmen pimpinan TNI AL Laksamana TNI Ade Supandi dalam penegakan hukum di laut.
"Apapun benderanya, saat mereka melakukan pelanggaran di wilayah yurisdiksi Indonesia, kami dalam hal ini TNI Angkatan Laut tidak akan segan untuk bertindak tegas," kata Edi.
Sebelumnya KRI Oswald Siahaan-354 juga berhasil menangkap kapal nelayan Cina yang juga melakukan aksi pencurian ikan di wilayah perairan yang sama. (hri/nrl)











































