Desy yang merupakan mantan sales di salah satu perusahaan swasta ini memang sangat menyukai binatang. Binatang yang ia sukai pun tak hanya kucing tetapi juga anjing yang notabene bagi umat Islam bila terkena air liurnya itu najis.
Saat ditemui detikcom, Minggu (19/6/2016) di Taman Sangkareang, Jalan Pejanggik, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Desy bercerita bahwa dirinya pernah membawa golok ke salah satu rumah makan. Rumah makan tersebut menjual menu daging anjing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhirnya besoknya saya cari dia di RW. Takutnya dia ada di sana. Setelah ditanya tidak ada. Pas lewat rumah pemiliknya, saya nemuin itu tanda pengenal anjing saya. Gak sabar saya, terus saya bawa aja golok ke warung itu. Kan kesel ya, masa anjing kita dimakan," lanjutnya.
Saat ini di rumah, Desy mempunyai 26 ekor anjing liar dan 40 kucing. Meski mempunyai banyak hewan piaraan, namun Desy tetap membagi-bagikan makanan ke daerah-daerah yang banyak anjing atau kucing liarnya. Di Lombok memang kerap terlihat anjing-anjing liar berkeliaran. Anjing-anjing ini ada yang ditampung Desy dan ada juga yang dia beri makan saja.
"Dua kali seminggu saya selalu membagi-bagikan makanan. Daerah Selong Belanak itu yang kering saya sering bagikan ke sana. Pernah ke Kuta namun sekarang di sana kan banyak bulenya. Jadi hewan-hewan di sana banyak yang kasih makan," ucap wanita yang sudah membagikan makanan ke hewan liar sejak tahun 1999 ini.
Desy juga menjelaskan, karena sudah banyak sekali merawat anjing serta kucing liar, di pekarangan belakang rumahnya kini banyak kuburan anjing dan kucing. Desy pun menguburkannya selayaknya manusia.
"Saya sedia kafan juga untuk mereka. Jadi kalau mereka mati saya kafani baru saya kubur," ungkap Desy.
(yds/dra)