Maryani adalah warga RT 01 RW 04 Kelurahan Manahan, Solo. Janda tiga anak tersebut sudah empat tahun terakhir bekerja di Malaysia sebagai seorang caddy golf.
Tiga pekan lalu Maryani mengalami kecelakaan lalu-lintas. Ketika hendak berangkat kerja, motor yang dia naiki ditabrak mobil. Penabraknya melarikan diri. Sedangkan Maryani langsung dibawa ke Rumah Sakit Pusat Perubatan University Malaysia (PPUM) Kuala Lumpur, mendapat perawatan. Namun karena luka parah akibat pendarahan di kepala bagian belakang, membuat nyawanya tak tertolong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk mengambil jenazahnya kami harus membayar polisi Malaysia sebesar 5 ribu ringgit atau sekitar Rp 15 juta. Dana itu belum termasuk biaya perawatan di rumah sakit sebesar Rp 70 juta. Kami tidak punya uang sebesar itu," ujar Sriyono, adik kandung Maryani, saat ditemui di Solo, Sabtu (18/6/2016).
Pihak keluarga, kata Sriyono, sudah berusaha menghubungi KBRI di Malaysia. Semua persyaratan yang diminta oleh pihak KBRI telah dikirim, namun memang belum mendapat jawaban.
"Semua persyaratan kami kirim kemarin (Jumat) lewat email, sesuai permintaan pihak KBRI. Namun sampai Sabtu siang ini belum ada jawaban apakah KBRI bisa meluluskan permintaan kami membantu memulangkan jenazah. Bahkan jawaban persyaratan sudah cukup atau belum, juga belum kami terima. Harapan kami Pemerintah bisa membantu kami," ujarnya. (mbr/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini