Sayangnya, masyarakat Lombok hanya menyebut ulama tersebut dengan sebutan tuan guru dan hingga saat ini tidak ada yang mengetahui nama ulama tersebut. Masjid ini dibangun dengan arsitektur Timur Tengah.
![]() |
detikcom, Sabtu (18/6/2016) berkesempatan mengunjungi masjid yang lokasinya berada di sentra pengrajin mutiara tepatnya di Desa Sekarbela, Mataram, NTB. Kedatangan detikcom kemudian disambut oleh pengurus masjid bernama Iskandar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Jadi dahulukan Lombok dikuasai oleh Kerajaan Hindu. Kemudian Tuan Guru ini yang berasal dari Pulau Jawa masuk ke Lombok tahun 1603. Selama di Lombok, beliau pindah-pindah untuk menyebarkan agama Islam. Karena selalu diburu oleh pasukan Kerajaan Hindu akhirnya beliau sembunyi dari satu daerah ke daerah lain," kata Iskandar menceritakan awal mula penyebaran agama Islam di Lombok.
"Lalu setelah lama berpindah-pindah, akhirnya beliau singgah dan bersembunyi di daerah sini. Beliau kemudian membuat masjid yang hanya mampu menampung 50 jamaah. Setelah itu tahun 1800, masjid yang letaknya dekat pohon kelapa ini terbakar. Akibat dari pasukan Kerajaan Hindu yang membakar pohon kelapa yang berhektar-hektar kemudian apinya menyambar sampai ke masjid," lanjutnya.
Sekarbela sendiri yang menjadi lokasi dari Masjid Ar Raisiah merupakan nama yang diberikan oleh Tuan Guru. "Dulu daerah sini namanya bukan Sekarbela. Namun beliau yang memberi nama itu. Nama itu beliau berikan karena saat beliau bersembunyi di sini, pasukan Kerajaan Hindu tidak mengejarnya lagi. Sekarbela itu ada kaitannya dengan asyukur billah yang artinya bersyukur," ucap Iskandar.
Iskandar menerangkan, Tuan Guru ini dalam menyebarkan agama Islam di Lombok khususnya di Sekarbela melalui ceramah di Masjid Ar Raisiah. Dalam setiap ceramahnya, Tuan Guru selalu menerangkan tentang cara bersyukur kepada para jamaahnya. Bersyukur dengan apa yang Allah berikan pada hambaNya. Menurut Tuan Guru, lanjut Iskandar, dengan cara kita bersyukur, kehidupan kita akan semakin baik.
![]() |
"Alhamdulillah hal itu memang terbukti karena di Sekarbela ini banyak pengrajin emas, perak, dan mutiara. Kami, masyarakat Sekarbela memang selalu mengedepankan rasa syukur di setiap kesempatan," tutur Iskandar.
Dulu Masjid Ar Raisiah bernama Masjid Bengak. Dalam bahasa Sasak, bengak artinya adalah heran. "Masyarakat heran karena masjid ini itu terletak di daerah kering namun memiliki sumber air yang banyak. Makanya masyarakat menyebutnya juga dengan Masjid Bengak," jelasnya.
Tuan Guru adalah orang paling berpengaruh pada masanya. Hingga saat ini, ia selalu dikenal dengan sebutan Tuan Guru Sekarbela karena merupakan orang yang pertama kali menyebarkan agama Islam di Pulau Lombok khususnya melalui daerah Sekarbela.
Saat ini masjid sudah melalui empat kali proses renovasi. Dari yang awalnya hanya bisa menampung 50 orang jamaah, kini bisa mencapai 10 ribu jamaah. Renovasi terakhir dilakukan pada tahun 2001.
Saat bulan Ramadan seperti ini Masjid Ar Raisiah biasanya mengadakan kegiatan seperti tadarusan, buka puasa bersama, dan juga salat Tarawih berjamaah. Iskandar menambahkan, setiap hari masjid ini selalu penuh dengan jamaah.
"Apalagi ketika masuk bulan Ramadan. Penuh sekali. Alhamdulillah. Di masjid juga kita adakan khatam berjamaah setiap 10 hari. 10 hari itu bisa 3 juz," ucap Iskandar.
Masjid ini juga mempunyai menara tertinggi di Pulau Lombok pada zaman dahulu. Saat ini ketinggian menara masjid ini sudah dikalahkan oleh menara di Islamic Center Nusa Tenggara Barat.
Masjid ini sendiri mempunyai empat lantai. Dan memiliki mimbar berukiran berwarna emas. Bila Anda penasaran, datang saja ke Sekarbela, Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. (yds/aan)