Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, perlawanan terhadap korupsi harus menjadi budaya. Anak muda harus berperan optimal dalam gerakan antikorupsi.
"Bung Hatta mempunyai hipotesis bahwa korupsi di Indonesia sudah jadi budaya. Oleh sebab itu, kita harus bangun budaya baru, budaya antikorupsi," kata Dahnil di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jl. Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat (17/6/2016).
Semua pihak menurutnya harus ikut terlibat dalam gerakan ini. Termasuk kelompok agama yang harus mempelopori gerakan perlawanan dengan mengekspresikan kebencian pada korupsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konvensi Antikorupsi yang digelar Pemuda Muhammadiyah (Foto: Jabbar Ramdhani) |
"Kelompok agama harus berani mengekspresikan kebencian terhadap korupsi. Jangan salati jenazah koruptor. Itu bentuk ekspresi budaya. Rasulullah pernah mencontohkan hal itu," kata Dahnil.
Pemuda Muhammadiyah, lanjut Dahnil juga menganjurkan penggantian sebutan bagi koruptor dengan sebutan maling. Ini diharapkan menjadi hukuman sosial moral kepada koruptor.
Konvensi Antikorupsi dihadiri oleh sejumlah tokoh di antaranya Ketua KPK Agus Rahardjo, Menko Kemaritiman Rizal Ramli, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Nasir Djamil, Bupati Bojonegoro Suyoto dan perwakilan dari Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo. (fdn/fdn)












































Konvensi Antikorupsi yang digelar Pemuda Muhammadiyah (Foto: Jabbar Ramdhani)