"Kalau saya dimintai komentar tentang Pak Tito ini, saya dengan tegas harus menyampaikan bahwa Jenderal Tito ini cakap dan mampu untuk mengemban tugas sebagai kapolri. Potensinya baik, lantas prestasinya baik, rekam jejaknya pun baik. Bahkan dalam periode tertentu saya nilai luar biasa," ucap SBY dalam video yang diunggah di akun resmi SBY di YouTube, Kamis (16/6/2016).
"Dulu ketika saya memimpin Indonesia, saya tiga kali menaikkan pangkat Jenderal Tito dengan proses akselerasi," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut SBY memang tidak akan menimbulkan gejolak sebagaimana juga disampaikan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. SBY bercerita, dulu dia juga pernah memimpin korps yang seniornya menjadi bawahannya.
"Ketika dulu saya masih di TNI menjadi Pangdam II Sriwijaya yang domisilinya di Palembang, saya menggantikan pejabat lama yang 8 tahun lebih senior dibanding saya. Jadi 8 angkatan di atas saya dan Komandan Korem dan Asistem Kodam itu senior-senior saya," kenang SBY.
Begitu juga ketika menjabat Menko Polhukam menggantikan Soerjadi Soedirja yang 11 tahun di atasnya. Para Deputi di bawah SBY saat itu adalah para senior-seniornya 5-8 tahun diatas.
Namun begitu tetap berjalan baik. SBY menghormati para seniornya di bawah, namun juga seniornya patuh pada instruksi dan arahan yang diberikan SBY.
"Kalau soal ada yang kecewa ya pasti adalah, mungkin senior-seniornya para perwira tinggi bintang 3 berharap terpilih atau dicalonkan Presiden Jokowi menjadi kapolri dan kecewa itu hak setiap orang," kata SBY.
"Pada akhirnya saya yakin yang disebut para senior Pak Tito itu akan juga patuh dan menghormati Pak Tito sebagai pemimpinnya," tegas SBY.
(miq/bal)