"Saat ini presiden Jokowi memberikan perhatian untuk membangun Papua, kita tidak boleh sia-siakan ini," kata Menkopolhukam, Luhut Binsar Panjaitan saat tatap muka dengan tokoh agama Kristen di Jayapura, Papua, Kamis (15/6/2016)
Menko Polhukam mengatakan, masalah Narkoba dan HIV/AIDS sudah menjadi ancaman bagi seluruh penduduk Indonesia, saat ini ada 5,5 juta orang terlibat narkoba bahkan yang meninggal akibat narkoba setiap hari sekitar 50-60 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Luhut Binsar Panjaitan juga mengajak para tokoh agama itu ikut menjadi pelaku pembangunan di Papua. "Belajar dari pengalaman masa lalu, bahwa Papua dibangun oleh missionaris gereja. Sebelum pemerintah ada di satu wilayah di Papua gereja sudah ada, sehingga yang merintis pembangunan adalah gereja," katanya.
Untuk itu dalam pembangunan Papua kedepan, peran gereja diharapkan pemerintah dalam semua bidang. "Pemerintah saat ini memberikan dana Desa yang cukup besar mencapai miliaran rupiah, kalau gereja tidak mengawasi dana tersebut, bisa-bisa masyarakat tidak tahu menggunakan dana itu untuk apa, para pendeta harus ikut mengawasi penggunaan dana tersebut," ujarnya yang didampingi Menteri/Kepala Bapenas, Sofyan Djalil.
Khusus di Papua, pemerintah memberikan kesempatan untuk perperan dalam pembangunan baik bidang pendidikan, kesehatan maupun ekonomi kerakyatan.
Adanya peran gereja yang diberikan pemerintah dalam pembangunan Papua, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Papua, Pendeta Lipius Biniluk menyambut baik. Bahkan dia berharap pemerintah mempercayakan gereja menjadi motor penggerak pembangunan di Papua. Karena para Pendetalah yang hidup bersama dengan masyarakat di daerah pedalaman Papua.
Mantan Presiden Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) itu mengapresiasi kebijakan Presiden Jokowi yang memberikan kesempatan kepada gereja-gereja di Papua ikut menjadi pelaku pembangunan.
Pertemuan yang dilakukan Menko Polhukam ini berlangsung sangat terbuka, sehingga para pendeta bisa berbicara terbuka dan bebas tentang kondisi Papua sebenarnya.
"Pertemuan ini sangat baik supaya Jakarta juga tahu kondisi Papua sebenarnya, karena selama ini orang-orang di Jakarta tidak tahu permasalahan yang terjadi di Papua, mereka hanya tahu luarnya saja. Jadi dialog dengan para pendeta itu sangat perlu untuk membuka kondisi Papua sebenarnya," kata dia. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini