Kawasan 'segitas emas' yaang dimaksud adalah tiga jalan utama di Jakarta yaitu Jalan Jend Sudirman, Jalan Jend. Gatot Subroto dan Jalan HR Rasuna Said (Kuningan).
"Makanya itu sekarang jadi macet yang pasti kita kan sudah menambah bus, bayangkan awalnya kami hanya mengoperasilan 490-an bus itu khusus di DKI, akhirnya kita tambah lagi jadi 497 (bus) nah itu ternyata penumpanganya hanya 320 ribu per hari nah sekarang kita tambah 580 bus di dalem plus ditambah dari Bekasi ada sekitar 15, Depok ada sekitar 10, nah segitulah nah jumlah penumpangnya hanya 400ribu saja," kata Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Kadishubtrans) DKI Jakarta Andri Yansyah di Jl. MT Haryono, Rabu (15/06/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini disebabkan masyarakat masih enggan untuk menggunakan TransJakarta atau angkutan umum lainnya lantaran persepsi bahwa naik Transjakarta sama dengan menggunakan kendaraan pribadi.
"Nah itulah akhirnya kita lakukan sterilisasi, awalnya memang seperti ini jadi macet tapi biarin aja dulu ngerasain macet nanti kan lama-lama kalau lihat jalan 'loh kok banyak busway kosong seliweran' nah nanti pasti masyarakat mencari pola transportasi yang benar-benar menciptakan percepatan mobilisasi," kata Andri.
Pihak TransJakarta sendiri bersama dishub telah berusaha sangat maksimal bahkan mampu menambah kuota bus di DKI hingga 1.000 armada. Dikatakan Andri, dishub sebenarnya mendapat tambahan 600 armada dari Kemehub, 304 armada dari Kopaja dan segera bekerjasama denga Mayasari hingga 205 bus.
Namun dishub masih belum akan menggunakan 1.000 armada tersebut melihat msih banyak warga yang belum beralih ke angkutan masal.
"Jadi kita lihat kalau sudah pelan-pelan beralih (ke busway) nanti kita tambah lagi kita tambah lagi pelan-pelan kan gitu," tutup Andri. (tfq/tfq)











































