Kini bor yang bertugas pada fase II di bawah tanah Jakarta bernama Mustikabumi I telah menembus Stasiun Dukuh Atas (Jl Tanjung Karang) pada Selasa (14/6/2016). Mustikabumi I bertugas untuk melakukan pengeboran dengan total panjang terowongan Β± 682,5 meter. Mesin bor tersebut digunakan untuk membuat terowongan jalur bawah tanah MRT sepanjang Senayan sampai dengan Bundaran HI.
Dikutip dari siaran tertulis PT MRT Jakarta, semenjak dioperasikan pada 26 Februari 2016 dari titik awal bundaran HI, bor Mustikabumi I telah berhasil membuat terowongan jalur bawah tanah dengan total panjang 675 meter. Sebagai informasi, mesin Bor Mustikabumi I memiliki diameter 6,79 meter, dengan total panjang 59 meter dan bobot mencapai 300 ton, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada 4 mesin bor bawah tanah yang digunakan dalam paket pekerjaan konstruksi bawah tanah proyek MRT Jakarta sepanjang Senayan sampai dengan Bundaran HI. Dua mesin bawah tanah telah dioperasikan dari titik awal Patung Pemuda hingga nantinya berakhir di titik Setiabudi.
Keempat mesin bor tersebut diproduksi oleh perusahaan Jepang bernama JTSC (Japan Tunnel Systems Corporation) menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia. Diperkirakan masa pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah MRT dengan menggunakan mesin Tunnel Boring Machine (TBM) ini akan berlangsung mulai September 2015 hingga Desember 2016.
Rute fase I MRT melalui Stasiun Lebak Bulus-Fatmawati-Cipete Raya-Haji Nawi-Blok A-Blok M-Sisingamangaraja-Bundaran Senayan-Istora-Benhil-Setiabudi-Dukuh Atas-Bundaran HI. Rute pembangunan fase II MRT akan melalui Stasiun Bundaran HI-Kebon Sirih-Monas-Harmoni-Glodok-Kota-Kampung Bandan.
(dra/dra)











































