Kabupaten Meranti ini merupakan kabupaten termuda di Riau yang barus memasuki usia 6 tahun berjalan. Bupati Meranti Irwan Nasir sejak dulu tak pernah mau ikut-ikutan sebagaimana umumnya kepala daerah melarang warkop dan restoran buka di bulan Ramadan.
"Sejak dulu hingga sekarang, saya tak pernah mau melarang warung kopi harus tutup, restoran juga harus tutup. Saya persilahkan semuanya berjalan seperti hari biasa, bebas berjualan," kata Irwan Nasir dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (14/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biarin saja warung itu terbuka lebar-lebar. Kalau yang muslim tak berpuasa, pastilah malu karena bisa terlihat dengan bebas. Bagi non muslim, ya tentu mereka tak punya masalah," kata Irwan.
Pola pikir bupati yang satu ini memang berbeda dengan kepala daerah lainnya. Baginya, persoalan ibadah puasa itu tergantung pada diri setiap muslim.
"Masak iya membatalkan puasa hanya karena ada warung kopi ada yang buka. Bagi saya, tak ada masalah," kata Irwan.
Irwan juga punya pertimbangan lain, mengapa tidak melarang hal itu. Bagiannya pemilik warung juga memperkerjakan orang lain yang harus dibayarkan THR-nya menjelang Ramadan.
"Kalau warung atau rumah makan kita paksa tutup selam Ramadan, terus mereka bayar THR karyawannya kan kesulitan juga. Biar sajalah warung itu buka selama Ramadan, tak masalah," kata Irwan.
Lagi pula, lanjut Irwan, baik umat muslim dan non muslim ada yang mencari kehidupan lewat berjualan makanan di warung tak bisa dilarang.
"Masak harus kita larang orang berjualan. Kita bebaskan mereka buka warungnya. Tapi jangan cobo-coba warungnya ditutup separoh biar yang makan tak kelihatan, saya tak setuju. Sebab saya tak melarangnya. Kalau pakai ditutup separoh, itu justru melindungi umat muslim yang tak berpuasa," kata Irwan. (cha/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini