"Kalau menggunakan software ini tidak bisa jamin bebas dari virus atau malware, karena biasanya software bajakan seperti ini banyak disusupi virus atau malware," ujar Sekjen Masyarakat Indonesia Anti Pembajakan (MIAP) Justiasiari Perdana Kusuma kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (13/6/2016).
Ia mencontohkan salah satu kerugian menggunakan software bajakan, ketika komputer digunakan untuk koneksi internet seperti e-banking, maka malware akan menyerang ke sistem e-banking user.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring perkembangan teknologi, virus juga berkembang. Justisiari mengungkap, saat ini ada situs paling berbahaya di Asia yakni malware Belandan Bindi atau B106z.
"Maleare ini sangat berbahaya ketika aktivasi pakai software bajakan ini, apapun yang kita pakai itu akan disedot semua dan otomatis dikirim," imbuhnya.
"Dan bahayanya lagi, virus ini bisa gerakan kamera di laptop secara remote, mengcopy anak kita baru mandi, pakai baju tidur ini sangat berbahaya," tambahnya.
Polda Metro Jaya menangkap 2 pedagang di Glodok, Jakarta Pusat, karena menjual software Microsoft Windows bajakan. Perangkat lunak tersebut dijual Rp 500-750 ribu. Sementara software aslinya seharga Rp 2,5 juta.
(mei/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini