"Yang pertama kan ada surat edarannya kan dari pemda jadi memang semestinya semua harus dipertimbangkan. Ya mempertimbangkan baik yang makan sama yang punya warung pun juga, tapi caranya juga jangan vulgar kaya gitu ya kasihan ibu-ibunya," ucap Hidayat kepada detikcom di Jl Kemang Selatan Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (11/06/2016).
Hidayat menjelaskan, tak semestinya petugas Satpol PP mengambil barang-barang dagangan termasuk makanan yang dijual saat merazia tempat makanan. Mereka harusnya memberikan kesempatan bagi pengunjung dan penjual untuk menjelaskan, alasan kenapa masih berjualan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hidayat merasa sikap saling menghormati dan toleransi dalam kerukunan beragama harus tetap dijunjung. "Harus saling menghormati yang Muslim menghormati yang non-Muslim, begitu pula yang non juga menghormati yang Muslim. Dan saya kira posisi itu dimungkinkan di Indonesia," imbuhnya.
Hidayat menilai sikap aparat petugas yang melakukan penyitaan terlalu kasar untuk dilakukan. "Satpol PP main angkut bakul nasi dibawa kabur menurut saya terlalu zalim. Kalau mau ditutup ya ditutup saja tidak perlu ada penyitaan seperti itu, yang jual kan Muslimah juga, jadi enggak perlu begitu," pungkas Hidayat.
Sebelumnya, seorang komika Dwika Putra merasa sedih ketika melihat seorang ibu penjual masakan terkena razia Satpol PP di Serang, Banten. Dia pun tergerak untuk membantu ibu tersebut dengan membuka donasi.
Nantinya hasil donasi yang terkumpul itu akan diserahkan pada relawan atau badan kemanusiaan setempat. Dia percaya bahwa donasi itu akan sampai kepada yang berhak menerima. (adf/dnu)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 