"Yang perlu kita persiapkan berupa penebalan-penebalan marka jalan dan petunjuk arah," ujar Andri saat ditemui di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, Sabtu (11/6/2016).
"Banyak rambu yang akan ditambah. Kita juga akan menambah penerangan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun yang terpenting, kata Andri, bagaimana membangun sistem yang baik. Di mana, semua informasi perjalanan bus dapat tertata dan terinformasi dengan baik baik di terminalnya maupun secara sistem online.
"Ke depan pemesanan tiket berdasarkan itu, tidak perlu datang ke sini," terang Andri.
Andri menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam hal ini. Ia mencontohkan pemesanan tiket melalui aplikasi online pada stasiun sehingga dapat memberi kemudahan bagi masyarakat.
"Kalau kita lihat konsultan IT-nya, dia minta waktu 3-4 bulan. Nah itu kan masih lama, jadi untuk sementara kita operasikan secara manual. Sehingga untuk mudik lebaran hanya trayek Jawa Tengah dan Jawa Timur dulu," sebutnya.
"Nanti kalau IT-nya sudah terbangun, baru untuk Rawamangun dan Pulogadung AKAP-nya akan dipindah ke Pulogebang," kata Andri.
Andri optimis melalui sistem yang baik maka dengan sendirinya pungutan liar (pungli) yang biasa terjadi di terminal akan hilang dengan sendirinya. "Dengan adanya sistem itu hal-hal seperti pungli atau terminal bayangan bisa kita minimalisir," sambungnya.
Tidak hanya itu, Dishubtrans DKI juga akan melakukan penertiban langsung di lokasi. Diharapkan, baik Terminal Pulogebang maupun Gerbang Tol Pulogebang bisa dioptimalkan untuk persiapan lebaran tahun ini.
"Tahun kemarin sudah digunakan angkutan lebaran, tapi karena memang akses tolnya belum terbuka maka supirnya kalau mau masuk tol harus ke Cakung dulu. Jauh dan macet. Kalau sekarang kan sudah ada gerbang tol langsung, jadi sudah enak sekarang cepat," tutup Andri. (aws/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini