"Kalau di sini saya enaknya jadi bebas pungutan liar. Kalau dulu saya kena pungutan liar di daerah Bulog Tipar Cakung. Itu bener-benar beban," ujar Arifin (40) saat ditemui di Terminal Pulogebang, Sabtu (11/6/2016).
Biasanya, Arifin harus mengeluarkan duit Rp 2 ribu - Rp 5 ribu setiap 'ngetem' menunggu penumpang. Namun di Terminal Pulogebang, sopir angkot tinggal menunggu penumpang tanpa harus lagi memberikan 'setoran'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur (Foto: Fathur Rochman-detikcom) |
Terminal Pulogebang memang masih sepi di masa uji coba operasi ini. Belum banyak angkutan umum atau bus lintas provinsi yang masuk ke terminal.
Kasat Operasional Terminal Pulogebang, Noviesa F Pinem mengatakan sudah ada puluhan bus yang masuk-keluar terminal yang terintegrasi dengan gerbang Tol Pulogebang.
"Data kita kemarin hari Jumat (10/6) ada 30 bus yang masuk dan keluar lewat Gerbang Tol Pulogebang. Hari ini dari jam 6 pagi sampai sekarang jam 11, sudah ada 18 bus yang masuk dan keluar," sebut Noviesa.
Terminal Pulogebang, Jakarta Timur (Foto: Fathur Rochman-detikcom) |
Soal terminal baru ini, ada calon penumpang yang mengeluhkan minimnya petunjuk. Andra (43) misalnya. Dia mengaku kebingungan saat baru pertama kali memasuki terminal ini.
"Jadi mungkin yang ditambahin petunjuk masuk terminal harus diperjelas biar orang nggak nanya dan bingung. Harus detil karena kalau salah jalan sekali harus memutar jauh," sebutnya.
Terminal yang dilengkapi eskalator dan lift di setiap lantai ini dibangun sejak 2009. Ada 4 gedung di terminal ini yakni ruang tunggu keberangkatan termasuk ruang istirahat pengemudi bus AKAP.
Jalan Tol Pulogebang Jakarta Timur (Foto: Fathur Rochman-detikcom) |
(fdn/trw)












































Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur (Foto: Fathur Rochman-detikcom)
Terminal Pulogebang, Jakarta Timur (Foto: Fathur Rochman-detikcom)
Jalan Tol Pulogebang Jakarta Timur (Foto: Fathur Rochman-detikcom)