Bagi warga yang tinggal di perbatasan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang itu, jembatan yang telah berdiri sejak era tahun 50-an sangat berjasa karena menjadi akses satu-satunya untuk menuju desa lain tanpa harus memutar ke jalan raya.
![]() |
"Di sini itu ada sekira 20 Kepala Keluarga (KK) yang tercatat warga Purwakarta. Selebihnya itu warga Subang," jelas Kepala Desa (Kades) Cijunti, M Toha, saat berbincang dengan detikcom, Jumat (10/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal nama, Mak Uwok sendiri adalah nama dari istri seorang pemimpin desa di kala itu. Dipercaya Mak Uwok turut berperan dalam mendampingi suaminya memajukan desa dan juga membangun jembatan tersebut.
![]() |
Sejak lama jembatan itu mempertahankan bentuk aslinya berupa jembatan yang terbuat dari bambu dengan menopang tali baja yang memanjang dari ujung ke ujung. Jika jembatan sedang rusak atau dalam perbaikan, maka warga yang akan menyeberang diharuskan memutar arah ke jalan lintas kabupaten yang jaraknya sangat jauh.
Selama ini jembatan tersebut dikelola oleh warga secara swadaya. Di ujung jembatan ditempatkan satu kotak yang bisa diisi oleh pengguna jembatan secara sukarela.
"Kalau pagi itu di sini macet oleh motor. Soalnya jembatan ini goyang dan hanya bisa dilalui satu motor jadi harus antre," katanya.
Toha berharap dengan kebijakan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, membangun jembatan dan jalan baru, maka aktifitas warga Purwakarta maupun Subang bisa berjalan lancar dan terjamin keselamatannya.
detikcom berkesempatan mencoba berjalan di Jembatan Mak Uwok yang memiliki panjang sekira 65 meter dan melayang sekira empat meter dari permukaan air Sungai Cilamaya itu. Perlu kewaspadaan ekstra saat meniti jembatan yang terbuat dari bambu tersebut.
![]() |
Setiap langkah di jembatan akan terasa sangat bergoyang karena hanya bertumpu pada dua kabel baja yang sudah mulai berkarat. Sensasi goyangan di tambah ketinggian tersebut tak jarang membuat pusing bagi mereka yang belum terbiasa melewatinya.
Meski dibuat secara sederhana namun jembatan tersebut cukup aman. Pasalnya bagian dasar dianyam rapi bambu dan di bagian sisi kanan kiri dipagari kayu dan bambu juga kabel baja yang melintang dari ujung ke ujung jembatan. Tahun ini, Jembatan Mak Uwok tinggal kenangan. Pasalnya Pemkab Purwakarta sudah menargetkan pembangunan jembatan dan jalan baru sebagai sarana warga. (trw/trw)