Berbagai cara sudah dilakukan Ahok untuk menekan pungli yang terjadi di TPU-TPU. Bahkan sistem online pembayaran telah dilakukan sejak lama namun tetap saja masih ada 'ganjalan'.
"(Sistem baru pembayaran) sudah dari tahun lalu, sudah mulai," ujar Ahok di kantornya, Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (10/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak (berjalan), tarik ulur aja. Kan mereka (Distamkam) gini kan, kita perintah ke sini, dia sengaja pelan-pelan. Marahin lagi ke sini, dia tahu kok. Dia tahu persoalan di DKI ini, dia ngulur-ngulur supaya (dapat) rezeki, masih bisa nyolong," tuturnya.
Kepala Distamkam DKI Ratna Dyah Kurniati menyebut sudah meminta jajarannya untuk memeriksa dan mendata ulang semua petak di seluruh TPU menyusul diungkapnya soal makam fiktif oleh Ahok. Hanya saja tampaknya gubernur sudah antipati oleh Ratna.
"Sudah kita terus tekan, sudah pakai elektronik, sudah kita perbaiki. Memang kita mau copot kepala dinas juga, kamu mau ganti siapa?" ungkap Ahok.
Hanya saja, ia masih mempertimbangkan siapa yang bisa menggantikan Ratna di posisi Kepala Distamkam. Sebab Ahok menyebut, hampir seluruh pejabat dan staf di Distamkam sama, yakni suka bermain nakal mencari untung.
"Kalau ganti mirip-mirip, ganti (lagi). Kalau cuma ganti kepala dinas yang bawahnya nggak diganti semua, nggak ada guna. Jadi kalau mau ganti cuci gudang aja semua," tegas dia.
"Langsung dikeluarin, dibuang semua. Nah ini mesti kumpulin orang (baru). Kalau nggak, ya nggak keburu. Itu yang masalah seperti itu," lanjut Ahok.
Ratna sempat disemprot oleh Ahok saat rapat pimpinan beberapa waktu lalu. Ahok marah karena mendapati salah satu bawahan Ratna terang-terangan meminta pungli kepada warga.
Bahkan Ahok memutarkan rekaman soal permintaan pungli itu forum rapim. Ia juga sempat mengatakan akan mencopot Ratna namun hingga saat ini belum dilakukannya. (ear/aan)











































