"Kita enggak bisa melarang, paling dikasih warning hati-hati gelombang sedang tinggi. Kalau turis hanya lihat-lihat pantai saja kan boleh dan aman. Kecuali berenang, mungkin bahaya," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus S. Swarinoto saat berbincang, Kamis (9/6/2016).
Untuk nelayan, Yunus juga mengimbau untuk senantiasa berhati-hati. Terlebih bagi mereka yang menggunakan perahu kayu kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan gambar yang dikirimkan oleh Yunus, gelombang tinggi dimungkinkan masih terjadi dalam beberapa hari ke depan. Terutama di kawasan pantai barat Sumatera dan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penampakan kondisi pasang (Foto: BMKG) |
Penampakan kondisi pasang (Foto: BMKG) |
Penampakan kondisi pasang (Foto: BMKG) |
Yunus menyebut warna merah menunjukkan semakin besar pula gelombang yang akan menerjang kawasan tersebut. Sehingga warga baik nelayan yang bermukim di pesisir pantai maupun turis diminta berhati-hati.
Kenaikan tinggi muka air laut di beberapa lokasi pantai ini, kata Yunus, diakibatkan oleh pengaruh astronomi letak bumi, bulan dan matahari yang berada dalam satu garis lurus (spring tide). Kondisi ini merupakan siklus rutin bulanan yang normal terjadi.
Namun karena bersamaan dengan terjadinya anomali positif tinggi muka air laut di wilayah Indonesia sebesar 15-20 cm maka kondisi ini memberikan dampak kerugian materi di sejumlah wilayah seperti di pesisir Jakarta, Pekalongan dan Semarang.
Khusus untuk gelombang pasang yang terjadi di barat Sumatera dan selatan Jawa hingga NTT selain disebabkan oleh pengaruh tersebut juga diperkuat dengan adanya penjalaran alun (swell) yang dibangkitkan dari arus pusat tekanan tinggi subtropis di barat daya Australia. "Kecepatan angin menambah tinggi gelombang. 60% kecepatan angin mengakibatkan gelombang, kalau pasang surut ditambah kecepatan angin pasti gelombang semakin tinggi," kata Yunus.
"Laut itu dinamis sekali, seperti juga udara. Kadang tenang, kadang bergelora tergantung yang menimbulkannya. Seperti tadi konjungsi bersamaan dengan kecepatan angin bisa menambah tinggi gelombang. Belum lagi jika ditambah curah hujan besar di daratan akan menambah volume air. Bisa juga bertambah tinggi karena angin dari siklon tropis, macam-macam sebabnya yang mendorong gelombang menjadi tinggi," pungkasnya. (aws/fdn)












































Penampakan kondisi pasang (Foto: BMKG)
Penampakan kondisi pasang (Foto: BMKG)
Penampakan kondisi pasang (Foto: BMKG)