Para pedagang mengaku pasrah. Mereka merugi puluhan juta rupiah. "Warung hancur, terpal rusak," kata seorang pedagang, Meri, sambil menyaksikan warungnya di Pantai Jakat Bengkulu, Kamis (9/6/2016).
Air mulai naik sejak pagi. Makin lama, makin naik. Kemudian air menjangkau warung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Hery Supandi/detikcom |
Selain warung di Pantai Jakat, gelombang pasang juga menerjang permukiman nelayan di Kelurahan Malabero dan Berkas. Beruntung, air tidak merusak rumah. Hanya menggenangi beberapa titik.
Menurut BMKB, fenomena gelombang pasang ini terjadi di beberapa titik. Yakni pantai selatan DIY, Aceh, Bengkulu, Sumbawa, hingga Nusa Tenggara Timur. Faktor pemicunya adalah posisi bumi, bulan, dan matahari dalam satu garis lurus. Gravitasi mengakibatkan air laut naik. Selain itu, ada anomali kenaikan air laut setinggi 15-20 cm.
Khusus di Pulau Jawa, gelombang pasang dan banjir rob juga terjadi di 24 wilayah. Ribuan rumah terendam rob dan ratusan orang mengungsi. (trw/trw)












































Foto: Hery Supandi/detikcom