"Wilayah terdampak di empat dusun di empat desa. Diantaranya dusun Krajan di Desa Kedungwringin dan Desa Kedungrejo, kemudian dusun Wringinputih Desa Kabat Mantren dan dusun Kedungdandang Desa Tapanrejo," ujar Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi, Kusiyadi di Kantor Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Rabu (8/6/2016).
Kusiyadi menjelaskan genangan itu terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi. Air masuk ke dalam rumah sejak subuh dan menggenangi jalanan. Tak hanya itu sawah-sawah warga juga kena imbasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat hujan deras ini Kali Blambangan yang merupakan pertemuan Kali Wagut dan Kali Sraten meluap. Beberapa fasilitas umum seperti jalan dan jembatan juga rusak karena tergerus air.
"Fasilitas umum yang rusak hanya sedikit. Ada jalan tergerus sepanjang 50 meter dan satu jembatan jebol di Dusun Kedungdandang di Desa Tapanrejo karena ada pohon melintang. Sehingga airnya meluber kepinggir dan menggerus jalan," imbuhnya.
![]() |
Kusiyadi menuturkan pagi tadi ketinggian air berkisar antara 40-100 cm, namun saat ini air sudah surut dan menyisakan ketinggian air sekitar 20-40 cm.
"Sampai saat ini normal, tidak ada warga yang dievakuasi dan tidak dibutuhkan dapur umum," tambah mantan camat Rogojampi ini.
Berdasarkan informasi ada satu korban jiwa dalam peristiwa ini. Kusiyadi menyebut korban meninggal, Maisah (41), karena tersetrum listrik.
"Pukul 02.30 WIB korban panik karena air masuk rumah. Ternyata di bawah ada stop kontak kipas angin, rencananya mau dipindahkan. Namun korban kena setrum akibat listrik yang terendam air," bebernya.
![]() |
Saat ini korban sudah dimakamkan di Jember dan tidak ada korban lain dalam peristiwa ini. Kusiyadi menjelaskan untuk data kerugian materiil akibat peristiwa ini masih dalam pendataan.
"Korban sudah mendapat santunan dari kami dan kecamatan. Untuk korban lain hingga saat ini tidak ada. Sedangkan untuk jumlah rumah dan infrastruktur yang rusak sedang didata oleh pihak kecamatan," tambahnya.
Camat Muncar, Yusdi Irawan, di lokasi yang sama menjelaskan pihaknya tengah mengumpulkan kepala desa (kades) di daerah-daerah yang tergenang air. Yusdi menjelaskan pihaknya tengah mendata jumlah kerugian dan kepala keluarga (KK) menjadi korban.
"Saat ini masih mengontak kades-kades untuk menggelar rapat. Makanya kami belum bisa memberikan data pasti karena masih dalam proses," bebernya. (ams/trw)