Dalam sebuah artikel yang diterbitkan majalah Muda Mudi edisi 13 Oktober 1973, promotor Raden Soemantri saat itu disebutkan gelisah setelah kekalahan Ali yang terakhir dari Norton. Walau sempat mendapat pertentangan dari sang manajer Herbert Muhammad,
namun kekhawatiran itu sirna setelah Ali tetap pada pendiriannya untuk datang ke Indonesia.
Saat itu Ali berkata, "My dreams will come true if I can visit the Far East (impian saya akan terjudu apabila bisa mengujungi timur jauh)," ujar Ali saat didatangi Soemantri di kediamannya bulan Mei 1973.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pertandingan ini juga menjadi ajang pemanasan bagi pemilik nama asli Cassius Clay itu untuk membalas dendam terhadap rival beratnya, Joe Frazier. Sebelumnya, Ali mesti menyerahkan sabuk gelar juara kelas berat kepada Frazier pada 8 Maret 1971 di New York, Amerika Serikat.
![]() |
Sebelum duel melawan Lubbers, Ali sesumbar akan meng-knockout petinju Belanda itu di ronde kelima. Tapi pada kenyataannya, Lubbers mampu bertahan hingga 12 ronde tapi Ali keluar sebagai juara dengan kemenangan angka mutlak.
(rni/mad)