Saat itu jalur lari dan lapangan sepakbola disulap bak ring tinju berkapasitas 19 ribu penonton. Harga karcis pertandingan 12 ronde yang saat itu berkisar antara Rp 1 ribu hingga Rp 27.500, langsung terjual habis.
Situasi menjadi lebih ramai karena dukungan masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim Tanah Air. Mereka mengelu-elukan dan menyambut meriah Ali yang ketika itu sudah memeluk agama Islam. Ali sempat diarak menggunakan becak sebelum masuk ke stadion, tempat duel digelar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sempat disebutkan juga, Muhammad Ali dikabarkan pernah berkunjung lagi ke Indonesia pada tahun 1974. Saat itu Muhammad Ali sengaja datang dan melakukan ceramah di Masjid Al Azhar, Jakarta.
Tak banyak informasi yang dapat digali dari kunjungannya pada tahun ini. Namun saat itu di hadapan ratusan jemaah masjid Al Azhar, Ali berceramah mengenai kebanggaannya akan agama Islam yang dia anut, dan meminta seluruh jemaah untuk percaya kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Ali juga mengingatkan bahwa seluruh umat muslim itu adalah saudara. Usai ceramah, para jemaah menghadiahkannya sebuah kopiah dan baju batik, yang saat itu langsung dipakainya. Pihak Al Azhar belum bisa dimintai informasi soal kunjungan ini.
Lama berselang, rupanya Muhammad Ali masih terngiang dengan keramahan yang diterimanya dari masyarakat Indonesia. Sehingga pada tanggal 23 Oktober 1996, Muhammad Ali kembali datang ke Jakarta. Saat itu kunjungannya murni berupa liburan dan menyempatkan diri untuk bertemu dengan beberapa orang pejabat tinggi pemerintahan, seperti Menteri Penerangan saat itu, Harmoko dan Menteri Agama Tarmizi Taher.
"Beberapa tahun ini, Anda semua menderita akibat bencana alam yang sedemikian kuatnya sehingga perhatian dunia terfokus ke negeri yang indah itu. Namun Anda semua menunjukkan semangat dan cinta yang lebih besar dari bencana itu," kata Ali. "Hal itu membuat saya tenang, sembari terus mendoakan keselamatan Anda semua," ucapnya saat itu.
Kunjungannya terakhir ke Indonesia juga terjadi pada medio tahun 1990-an tersebut. Saat itu Ali ke Indonesia dalam rangka misi kemanusiaan bersama lembaga Global Village Champions Foundation. Direktur Media Sosial yayasan tersebut, Jackie Bigford, dalam sebuah blog tahun 2012, mengisahkan tentang kedermawanan Ali saat mentraktir sekitar 100 orang pengunjung gerai makanan cepat saji Mc Donalds.
Pada sebuah pagi Ali yang menginap di Hotel Hilton tiba-tiba saja ingin sarapan di McDonalds yang terletak tak jauh dari tempatnya menginap. Sontak kedatangannya menarik perhatian orang yang langsung menyemut di sekitar Ali.
Tak hanya membeli sarapan untuk dirinya sendiri, Ali kemudian 'mentraktir' sekitar 100 orang yang mengerubungi dirinya sejak tadi. Sontak massa di restoran bergembira bisa sarapan dengan 'Yang Terhebat'," tulis Bigford.
Legenda tinju dunia Muhammad Ali meninggal dunia, setelah sempat menjalani masa-masa kritis di usianya yang ke-74 tahun. Ali dilarikan ke rumah sakit di Phoenix, Amerika Serikat, Kamis (2/6) malam waktu setempat karena mengalami masalah pernapasan. Sebelumnya juru bicara keluarga Ali sempat mengatakan bahwa dia tengah dirawat tim dokternya dan dalam kondisi stabil.
(rni/mad)