Tak banyak uang yang ia punya pada waktu itu. Sebab berdagang ialah sumber penghasilan utama dirinya. Kejadian ini berlangsung setahun yang lalu.
Pada hari itu, Darmiati hanya memegang uang 17 ribu rupiah. Uang sepuluh ribu diberikannya kepada Ayu Mei yang masih sekolah di SMAN 2 Bekasi. Lima ribu ia berikan kepada Rian Aci Pranoto yang masih kuliah di SMP. Sementara ia hanya pegang uang dua ribu rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hari itu cuaca sedang mendung. Kemudian Darmiati mendengar anak bontotnya berdoa agar lekas hujan. Syahdan, hujan pun turun.
"Gak disangka, anak saya langsung bawa payung dari rumah. Ia ojek payung, pulang-pulang bawa uang 38 ribu rupiah," cerita Darmiati, Minggu (5/6/2016).
Darmiati mengaku sering solat tahajud. Ia dalam solatnya sering meminta agar rezekinya dalam berdagang dilancarkan.
"Waktu warung pecel lele dibongkar, saya doa agar usaha dilancarkan. Agar anak-anak tidak terlantar. Karena saya kepingin anak-anak saya ingin sukses. Saya juga ingin dagang lancar untuk kebutuhan anak," tutur Darmiati.
Ketika anak pertama Darmiati ingin lahiran, ia berdoa agar proses persalinan cucu pertamanya. Sebab Darmiati ingin siap secara pembiayaan persakinan.
"Saya waktu itu dagang bisa dapat sampai 1,5 juta. Alhamdulillah saya bisa bantu lahiran anak saya," ujar Darmiati.
Darmiati yakin, dalam setiap doa yang diucapkannya, Tuhan akan mengabulkan. Menurutnya, janji Tuhan itu nyata.
"Kalau kita minta doa, saya doa terus. Saya solat malam, wirid dan sebut nama yang saya ingin tujukan doanya. Janji Allah itu gak bohong. Karena apa, doa saya juga dikabulkan," ujar ibu tujuh anak ini.
Ayu Mei, anak kelima dari Darmiati dan suaminya Temu Hadi merasa bersyukur memiliki ibu yang kuat.
"Mama itu hebat banget. Gak semua perempuan kaya mama. (Dia) kuat, setiap hari gak berhenti kerja. Semoga mama sehat terus," ucap Ayu yang September nanti akan memulai kuliahnya di Jurusan Biologi, Universitas Padjadjaran, Bandung. (mad/mad)