Saat razia, Suku Dinas Sosial Jakarta Utara menangkap 40 orang PSK dan Sudinsos Jakarta Selatan menangkap 6 PSK. Menurut Kepala Humas Sudinsos DKI Jakarta Mifta Hulhuda, Sudinsos Jakarta Selatan hanya bisa menangkap sedikit PSK karena operasi tersebut sudah bocor saat petugas menangkap satu PSK di kawasan Melawai.
"Kenapa sedikit (di Jakarta Selatan) karena saat razia di Melawai ada 'anjelo' semacam tukang ojek yang mengantar para PSK dan mereka punya mata-mata. Jadi ketika ada petugas menangkap 1 orang langsung disebar di komunitas mereka," ujar Mifta saat dihubungi detikcom, Minggu (5/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada juga cara unik yang digunakan PSK supaya tidak ditangkap oleh petugas, yaitu dengan membawa buku nikah dan mengaku sebagai pasangan suami istri. Kejadian tersebut terjadi saat petugas gabungan merazia jajaran kafe di Jl. Falatehan, Blok M. Hal tersebut terasa janggal karena biasanya pasangan tidak membawa buku nikah ke mana-mana.
"Saya yakin yang bawa buku nikah pasti bukan buku nikah asli, karena kok waktu mau diamankan malah bawa buku nikah. Ini aneh sekali biasanya kan buku nikah disimpan di rumah kalau ada apa-apa baru dibawa dan biasanya di fotocopy. Mana ada pasangan yang bawa buku nikah ke mana-mana apalagi bawanya ke kafe. Makanya saya ragu itu buku nikah asli, lebih meragukan lagi karena mereka pas ditangkap enggak bawa KTP," ujar Mifta.
Operasi razia PSK tersebut akan terus dilanjutkan oleh Dinsos DKI Jakarta selama bulan Ramadaan. Nantinya selama 30 hari, di beberapa titik yang biasa dijadikan tempat mangkal para PSK, akan dijaga 2 grup pasukan dari Dinsos. 1 Grup akan berisi 4 sampai 5 orang tergantung kebutuhan tiap wilayah. Tiap grup akan bekerja dalam 2 shift yaitu pagi mulai jam 08.00 WIB - 15.00 WIB dan malam 15.00 WIB - 23.00 WIB.
"Bila warga mau lapor silakan bisa melalui media sosial atau call center di nomor 112," tutup Mifta. (mad/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini