"Sejak Jumat hingga sekarang teramati asap kelabu tinggi asap lebih kurang 400-500 meter dengan tekanan kuat condong ke arah timur dan barat. Kondisi seismisitas berdasarkan pos pengamatan Gunung Kerinci PVMBG, tremor menerus dengan amplitude 0,5 β 2 mm dominan 1 mm," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Sabtu (4/6/2016).
Walaupun begitu amplitudo tersebut tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan letusan Gunung Bromo atau Gunung Raung yang mencapai sekitar 30 mm. "Artinya letusan yang terjadi tidak terlalu besar dan mengkhawatirkan," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rekomendasi dari PVMBG adalah masyarakat di sekitar Gunung Kerinci dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah yang ada di puncak Gunung Kerinci dalam radius 3 km dari puncak kawah aktif. Masyarakat juga dilarang beraktifitas dalam radius bahaya/kawasan rawan bencana (KRB) III," kata Sutopo.
Mengingat Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi di Sumatera (3.805 meter di atas permukaan laut), maka sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih dapat terjadi abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur terbang.
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang. Belum perlu ada pengungsian karena zona merah yang ditetapkan di dalam radius 3 kilometer. Sementara permukiman terdekat berada sekitar 8 kilometer dari puncak kawah," kata dia.
PVMBG meyakinkan bahwa masyarakat tetap aman dan dapat melakukan aktivitas sehari-sehari. "BPBD Kabupaten Kerinci dan BPBD Provinsi Jambi beserta unsur lain telah menyiapkan rencana kontinjensi menghadapi erupsi Gunung Kerinci jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan aktivitas," tutupnya. (rni/bag)