Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR: Isu Soal Komunis Adalah Pembodohan

Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR: Isu Soal Komunis Adalah Pembodohan

Erliana Riady - detikNews
Jumat, 03 Jun 2016 00:14 WIB
Martin Hutabarat. (Foto oleh: Erliana Riady/detikcom)
Blitar - Isu komunis kembali menyeruak belakangan ini dan menimbulkan polemik. Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI Martin Hutabarat menyebut sudah tidak ada lagi komunis yang mampu bertahan di Indonesia.

"Sekarang tidak ada lagi komunis, kok kita buat seperti hantu di siang hari bolong yang seolah-olah komunis itu jadi ancaman. Betapa malunya kita sama generasi muda yang sudah kita ajar berpendidikan kritis lalu kita takut-takuti bahaya komunis di Indonesia," kata Martin dalam acara Seminar Peringati Pidato Bung Karno 1 Juni di Balaikota Kusuma Wicitra, Pemkot Blitar, Kamis (2/6/2016).

Martin menyebut isu-isu soal komunis ataupun PKI merupakan pembodohan. Menurutnya, bahaya terbesar yang sedang dihadapi Indonesia saat ini adalah narkoba karena sudah memakan korban lebih dari 6 juta jiwa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acara Seminar Peringati Pidato Bung Karno 1 Juni
"Tinggalkan (isu) itu karena itu semua pembodohan yang membuat generasi muda tidak hormat pada kita," kata dia.

Selain itu, tambah Martin, kesenjangan sosial harus mendapat perhatian serius untuk segera mendapatkan solusi. Sementara, dengan ditetapkannya 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila, MPR RI disebutnya sudah dari dulu berusaha meluruskan sejarah.

"Jangan membuat akal-akalan dalam sejarah, dan kita harus sadar memang Bung Karno yang menyampaikan ide dan gagasan tentang Pancasila yang pertama kali pada tanggal 1 Juni," papar Martin.

Dengan ditetapkannya 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, menurut politisi Partai Gerindra ini, merupakan momentum tepat. Sebab dikatakan Martin ini sejalan dengan gencarnya program pemerintah terkait revolusi mental yang adalah upaya perjuangan bersama untuk menjadikan Indonesia lebih baik sebagai Negara Kesatuan.

"Pancasila jangan lagi diperdebatkan karena itu hanya bentuk kemunduran berpikir, namun Pancasila harus betul-betul diaplikasikan sebagai dasar negara untuk menjadi bangsa kesatuan yang Berbhinneka Tunggal Ika," pungkasnya. (elz/dha)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads