Simposium Waspada Ancaman PKI Hadirkan Saksi Korban Kekerasan PKI

Simposium Waspada Ancaman PKI Hadirkan Saksi Korban Kekerasan PKI

Bisma Alief, - detikNews
Kamis, 02 Jun 2016 19:38 WIB
Foto: Bisma/detikcom
Jakarta - Simposium Nasional 'Mengamankan Pancasila dari Ancaman PKI dan Ideologi Lain' menghadirkan beberapa saksi dan korban kekejaman PKI di masa lalu. Bahkan salah satu korban bercerita lidah kakak kandungnya dipotong dengan silet saat disiksa oleh partai komunis tersebut.

Maisaroh, yang kakaknya menjadi korban kekejian PKI, menceritakan di sore hari tahun 1965 dia dan kakaknya sedang jalan-jalan di Kota Solo, Jawa Tengah. Lalu, di jalan mereka bertemu teman kakaknya yang ternyata orang PKI. Lantas kakaknya yang juga merupakan salah satu pengusur ormas dibawa ke suatu tempat yang ternyata ke markas PKI. Di sana kakak Maisaroh diinterogasi dan disiksa.

"Kakak saya disiksa, dipukul kepalanya benjol, sampai tidak sadarkan diri. Lalu lidahnya juga disilet," kata Maisaroh saat menceritakan kejadian yang dialami oleh kakaknya di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (2/6/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyiksaan tersebut terjadi sekitar pukul 21.00 WIB sampai sekitar pukul 03.00 WIB dan dilakukan sekitar 30 orang. Bahkan kakak Maisaroh sempat tidak sadarkan diri akibat kekerasan yang dialaminya. Akhirnya korban dapat diselamatkan karena ada warga yang melihat kejadian tersebut dan langsung memanggil bantuan.

"Kakak saya sempat satu minggu tidak sadarkan diri di rumah sakit. Sampai sekarang, kakak saya tidak bisa bicara dengan jelas karena lidahnya disilet," ujar Maisaroh.

Kekejaman PKI juga menimpa Siti Aisyah warga Magetan, Jawa Timur. Saat itu di tahun 1948, Aisyah yang baru berusia 18 tahun ingat betul bagaimana orang tua angkatnya, Dimyati dipotong lehernya oleh PKI.

Awalnya Dimyati dan keluarga mengungsi karena ada isu PKI akan membakar rumah mereka di desa Kerambe, Magetan. Mengetahui Dimyati, yang merupakan aktivis Masyumi tidak ada di rumah, lantas PKI mengutus utus oknum lurah untuk memberi tahu bahwa desa mereka sudah aman.

"Waktu pulang ke rumah ternyata malah ditangkap dan diamankan di rumah lurah. Besok paginya, bapak saya dipenggal kepalanya dan dimakamkan di kuburan Belanda bersama beberapa orang lainnya," tutur Aisyah. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads