"Sejak kecil sudah bertekad dan bercita cita sebagai dokter," kata Rania saat dihubungi detikcom, Kamis (2/6/2016).
Bahkan, anak pasangan Hasanudin-Sunartini ini bertekad mewujudkan cita citanya rela hidup mandiri jauh dari tanah kelahirannya, Semarang. Dan keinginan serta cita cita Rania terwujud setelah ia menempuh Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur prestasi dan diterima sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semoga saya bisa menjadi dokter yang baik, menjalankan amanah, dan bisa membantu orang pastinya," harap lulusan SMAN 3 Semarang ini.
Kepintaran Rania tampaknya sudah terlihat sejak berusia 2 tahun, saat dia duduk di bangku PAUD (pendidikan anak usia dini) kemudian dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar (SD) pada usianya masih 5 tahun.
"Ibu sebenarnya sudah mau mengikutkan saya kelas akselerasi sejak SD, cuma saya baru tertarik saat SMP dan berlanjut ke SMA juga ikut kelas akselerasi," ungkap dara kelahiran 17 Februari 2001 ini.
Sementara Rektor Unair Prof Nasih mengingatkan Rania agar dirinya aktif bersosialisasi dengan rekan-rekan mahasiswa lainnya. "Di perguruan tinggi, tidak hanya sebatas kemampuan akademik yang ditonjolkan, maka Rania nanti perlu menyeimbangkan diri dengan cara berorganisasi, dan pelatihan. Kalau akademik, saya sudah yakin dengan kemampuan Rania. Ada bidang lain yang juga perlu ditekuni," pesan Nasih pada Rania.
![]() |
Unair Beri Pendampingan Psikologis
Pihak Unair sangat mengapresiasi Rania berkuliah di kampusnya. Menurut Humas Unair, Suko Widodo, sejak SMP Rania memang sudah mengikuti jalur akselerasi.
"Sehingga jenjang SMP dan SMA hanya ditempuh masing masing dua tahun," kata Humas Unair, Suko Widodo pada detikcom, Kamis (2/6/2016).
Tak cuma aspek akademis yang menjadi perhatian Unair, mengantisipasi terjadinya gangguan psikologis selama masa kuliah, Unair akan memberikan pendampingan pada anak pasangan Hasanudin-Sunartini ini.
"Teman teman kuliahnya kan berumur di atasnya, 18 tahun. Selama masa kuliah akan kita lakukan pendampingan psikologisnya dan terus memantau perkembangan psikologisnya," imbuh Suko Widodo.
Selain itu, selama kuliah, kata Suko, Rania akan tinggal di rumah kos yang tidak jauh dari tempat kuliah di kampus B Unair di Jalan Prof dr Moestopo.
"Umurnya kan masih 15 tahun dan belum boleh naik sepeda motor. Kemarin sudah dapat kos di dekat kampus sehingga bisa jalan kaki tidak sampai 5 menit," lanjut dia.
Meski mendapatkan pendampingan psikolog, Rania tidak akan mendapat perlakuan khusus selama jam kuliah berlangsung. "Untuk perlakuan khusus tidak ada. Semua sama seperti mahasiswa lainnya," tegasnya. (nwk/try)