Menanggapi hal tersebut, politisi PDIP Rahmat Nasution Hamka menyebut Ahok pasti memperhitungkan keberadaan PDIP sebagai partai dengan jumlah kursi terbanyak di parlemen.
"Pasti Ahok berhitung-lah. Dia pasti melihat bahwa PDIP partai besar, kader-kader kami memiliki militansi yang tinggi. Ahok pasti berhitung," ujar Rahmat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, (2/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Politik kan dinamis, jadi kita masih menunggu. Ini mungkin bisa jadi kolaborasi yang baik jika Ahok ingin ikut mekanisme kami. Pemimpin yang diinginkan rakyat dan partai politik bisa berkonsolidasi, berekonsiliasi," tutur Rahmat yang merupakan anggota Komisi II itu.
Hingga saat ini, kata Rahmat, mekanisme partai masih melakukan penyaringan terhadap calon-calon yang ada. "Bu Mega belum memutuskan tetapi beliau pasti juga telah memikirkan langkah-langkah yang tepat untuk partai, untuk rakyat," kata Rahmat.
"Tapi saya pikir, kami akan mengedepankan kader internal," sambung dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, belakangan, kandidat cawagub yang digandeng Ahok yakni Heru Budi Hartono seakan tak pasti bakal maju bareng Ahok di Pilgub DKI 2017. Ahok kemudian tak menampik tentang peluang dirinya rujuk dengan wakilnya saat ini, Djarot Saiful Hidayat.
Kandidat cagub petahana itu menjawab dengan santai soal peluang duetnya dengan politisi PDIP tersebut . Ahok mengibaratkan pasangan gubernur dan wakil gubernur bagaikan suami dan istri yang bisa rujuk usai terjadi ketidaksepahaman.
"Di mana-mana kalau suami-istri rujukan itu ada peluang. Kan bukan talak tiga. Ini bukan talak tiga kan," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
(van/trw)











































